Info

Bahaya Mengintai, Ini Dampak Merkuri pada Organ Tubuh

Merkuri di dalam kosmetik kerap ditemukan sebagai pengawet serta pemutih.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi kosmetik (Pixabay/summa)
Ilustrasi kosmetik (Pixabay/summa)

Himedik.com - Merkuri biasanya digunakan sebagai bahan aktif dalam krim pemutih kulit. Jika suatu produk perawatan kulit mengandung lebih dari 1ppm merkuri, ini tentu ini akan berbahaya bagi kesehatan.

"Merkuri tidak dapat digunakan lebih dari 1ppm dalam krim kulit," tutur Melanie Benesh dari Environmental Working Group (EWG).

Menurutnya, merkuri bertindak sebagai zat pemutih dan memiliki sifat pengawet tertentu. Artinya, merkuri ini dapat membantu memperpanjang umur simpan suatu produk.

Dalam kosmetik, kadar merkuri yang tinggi paling sering ditemukan dalam produk yang menjanjikan untuk menghilangkan bintik hitam, noda, dan garis-garis halus.

"Merkuri adalah bahan yang efektif untuk mencerahkan kulit, dengan hasil yang cepat, tetapi harganya melebihi manfaatnya," jelas ahli kimia kosmetik Ginger King.

Ilustrasi krim wajah mengandung merkuri (Pixabay/stux)
Ilustrasi krim wajah mengandung merkuri (Pixabay/stux)

Ini racun yang dapat merusak kulit dan bahkan organ, tambahnya melansir Allure.

Ketika dioleskan, merkuri dikaitkan dengan perkembangan iritasi kulit, ruam, hingga perubahan warna, kata Joshua Zeichner, direktur penelitian kosmetik dan klinis di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City.

"Jika diserap, (merkuri) bahkan dapat menyebabkan keracunan merkuri dengan toksisitas pada ginjal dan sistem saraf," imbuhnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan efek samping utama merkuri dalam produk perawatan kulit adalah kerusakan ginjal. Di samping apa yang dicatat Zeichner, merkuri juga dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan bahkan psikosis.

Penggunaan kosmetik jangka panjang yang mengandung merkuri dapat menyebabkan kerusakan pada mata, paru-paru, pencernaan, sistem saraf dan kekebalan tubuh.

Berita Terkait

Berita Terkini