Info

Belajar dari Kasus Reynhard Sinaga, Ini Tanda Jadi Korban Obat Bius

Ada beberapa hal yang perlu dan tidak perlu dilakukan saat menjadi korban pelecehan seksual melalui pembiusan.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi pelecehan seksual. (Unsplash/@vidhyaa)
Ilustrasi pelecehan seksual. (Unsplash/@vidhyaa)

Himedik.com - Predator seks Reynhard Sinaga (36) disebut polisi menggunakan obat gamma-hydroxybutyrate (GHB) dan alkohol untuk melumpuhkan korbannya sebelum merudapaksa.

GHB sangat mudah dicampurkan ke minuman karena tidak memiliki rasa dan bau. Bentuknya pun dapat berupa cairan, bubuk, maupun pil.

Drug Enforcement Administration (DEA) menuliskan, campuran alkohol dan GHB akan memengaruhi bagian otak yang mengontrol gerakan, koordinasi, memori, kemampuan pengambilan keputusan dan pengaturan suasana hati.

Inilah mengapa korban menjadi tak berdaya ketika sudah mengonsumsinya dan dapat mengalami amnesia sementara. Jadi mereka tidak ingat apapun setelah obat terproses di dalam tubuh. Inilah yang benar-benar terjadi pada setiap korban Reynhard.

Reynhard di apartemennya (YouTube/Sky News)
Reynhard di apartemennya (YouTube/Sky News)

"Umumnya, ketika seseorang baru saja dilecehkan secara seksual.. Dalam kasus ini, orang-orang yang terlibat tidak tahu bahwa mereka telah mengalami pelecehan seksual," tutur konselor kekerasan seksual Lisa Watres yang bekerja sama dengan polisi untuk menghubungi korban Reynhard, dikutip dari BBC.

Hal ini membuat para korban tidak langsung mencari bantuan medis setelah mendapat serangan ini. Padahal, ini adalah hal yang penting.

Belajar dari kasus ini, sebenarnya ada beberapa tanda bahwa kemungkinan kita telah dibius dan diserang oleh orang lain, dilansir dari laman University of Wisconsin Stevens Point, yaitu:

  • Merasa lebih mabuk daripada yang seharusnya dari alkohol yang dikonsumsi
  • Terbangun dengan perasaan kabur dan tidak dapat mengingat semua atau kejadian malam sebelumnya
  • Mengingat bahwa malam sebelumnya sudah minum alkohol, namun tidak bisa mengingat kejadian sesudahnya
  • Merasa seperti telah melakukan hubungan intim, tetapi tidak dapat mengingat kejadian tersebut

 

Ilustrasi anak korban pelecehan seksual (Shutterstock).
Ilustrasi anak korban pelecehan seksual (Shutterstock).

Apabila mengalami tanda-tanda di atas, segera lah mencari pertolongan medis atau menghubungi pihak berwajib.

Hal lainnya adalah berusaha untuk tidak buang air kecil, mandi, mencuci wajah, mencuci tangan, sigat gigi atau rambut, mengganti baju, makan atau minum sebelum pergi, saran Womenshealth.gov.

Sebab, dokter kemungkinan akan mengumpulkan bukti serangan dari DNA pelaku yang tertinggal di tubuh korban.

Jangan lupa untuk meminta dokter untuk mengambil sampel urine untuk memeriksa obat-obatan yang dikonsumsi malam sebelumnya.

Namun, ada beberapa obat yang dapat meninggalkan tubuh secara cepat. Artinya, meski sudah melakukan tes urine, obat tidak akan terdeteksi.

Hal penting lainnya adalah jangan takut untuk membicarakan serangan tersebut kepada pihak berwajib atau medis, meski kemungkinan setelah mengalami kekerasan seksual akan merasa malu, takut, bersalah, atau syok.

Berita Terkait

Berita Terkini