Info

Pria Ini Jadi Orang Kedua yang Sembuh dari HIV

Pengobatan ini membawa harapan baru bagi kesembuhan penderita HIV.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi HIV - (Shutterstock)
Ilustrasi HIV - (Shutterstock)

Himedik.com - Seorang pria asal London telah menjadi orang kedua di dunia yang sembuh dari HIV. Adam Castillejo dinyatakan telah bebas HIV selama 30 bulan tanpa perlu obat antivirus,

Menurut laporan baru yang diterbitkan Selasa (10/03/2020) dalam jurnal The Lancet HIV, pria berusia 40 tahun itu pertama kali didiagnosis dengan HIV pada tahun 2003.

Kini ia tidak memiliki infeksi HIV aktif yang terdeteksi dalam darah, air mani atau jaringannya, kata dokternya.

Berdasar laporan, ia tidak sembuh dengan obat-obatan HIV, tetapi dengan pengobatan sel induk yang ia terima juga untuk mengobati kankernya.

Sel-sel induk itu memiliki gen tidak biasa yang memberi perlindungan terhadap HIV.

Melansir BBC, sebelumnya pada tahun 2011, Timothy Brown, "Pasien Berlin" menjadi orang pertama yang dilaporkan sembuh dari HIV, tiga setengah tahun setelah menjalani pengobatan serupa.

Transplantasi sel induk tampaknya menghentikan virus untuk dapat mereplikasi di dalam tubuh dengan mengganti sel kekebalan pasien dengan sel donor yang melawan infeksi HIV.

Ilustrasi. (Shutterstock)
Ilustrasi. (Shutterstock)

Peneliti utama Profesor Ravindra Kumar Gupta, dari University of Cambridge, mengatakan kepada BBC News:

"Temuan kami menunjukkan bahwa keberhasilan transplantasi sel induk sebagai obat untuk HIV, pertama kali dilaporkan sembilan tahun lalu di Pasien Berlin, dapat ditiru," jelasnya.

Tapi menurutnya, pengobatan ini tidak bisa diterapkan ke semua pengidap HIV. Sebab terapi agresif tersebut digunakan untuk utamanya mengobati kanker pasien, bukan HIV mereka.

Dan obat HIV yang saat ini ada tetap sangat efektif, yang berarti orang dengan virus dapat hidup lama dan sehat.

Profesor Gupta mengatakan, "Penting untuk dicatat bahwa pengobatan kuratif ini berisiko tinggi dan hanya digunakan sebagai upaya terakhir untuk pasien dengan HIV yang juga memiliki keganasan hematologis yang mengancam jiwa."

"Oleh karena itu, ini bukan pengobatan yang akan ditawarkan secara luas kepada pasien dengan HIV yang menjalani pengobatan anti-retroviral yang berhasil," jelasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini