Info

Percaya Bisa Mencegah Covid-19, Kolompok Hindu Pesta Minum Urine Sapi

Pesta minum urine sapi ini dihadiri oleh 200 orang.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi urine (Pixabay/Frolecsomepl)
Ilustrasi urine (Pixabay/Frolecsomepl)

Himedik.com - Di saat ilmuwan terus mengembangkan vaksin demi mencegah dan menyembuhkan virus corona Covid-19, sebuah kelompok Hindu di India meyakini bahwa urine atau air kencing sapi dapat menangkalnya.

Dilansir dari Deutsche Welle, sebuah kelompok Hindu di India diberitakan mengadakan pesta minum urine sapi pada Sabtu (14/03/2020) untuk menguji keyakinan mereka.

Seperti yang diketahui khalayak luas, sapi merupakan hewan keramat bagi banyak orang Hindu. Beberapa dari mereka meminum air kencing sapi karena percaya bahwa itu memiliki tujuan pengobatan.

Bahkan beberapa pemimpin dari partai nasionalis Hindu, Perdanaa Menteri Narendra Modi telah menganjurkan urine sapi atau kotoran sapi sebagai "obat".

Pesta tersebut diselenggarakan oleh ketua Akhil Bharat Hindu Mahasabha (All India Hind Union) dan menarik kerumunan 200 orang di New Delhi.

"Kami telah minum urin sapi selama 21 tahun, kami juga mandi di kotoran sapi. Kami tidak pernah merasa perlu untuk mengkonsumsi obat-obatan Inggris," kata Om Prakash, salah satu peserta pesta.

Ilustrasi urine (Pixabay/Frolecsomepl)
Ilustrasi urine (Pixabay/Frolecsomepl)

Suman Harpriya, seorang legislator di negara bagian timur laut Assam, mengatakan kepada anggota parlemen negara bagian selama sesi pertemuan pada 2 Maret bahwa urine sapi dan kotoran sapi dapat digunakan untuk mengobati Covid-19.

Meski demikian, para ahli telah berulang kali memeringatkan bahwa air seni dan kotoran sapi, serta obat-obatan tradisional tertentu, tidak menyembuhkan penyakit seperti Covid-19.

"Tidak ada validasi ilmiah bahwa salah satu dari obat-obatan tradisional ini bekerja untuk mencegah virus corona," kata virolog dan peneliti pengobatan tradisional Debprasad Chattopadhyay.

"Kotoran sapi dan urin adalah bahan limbah, tidak ada tes yang membuktikan atau membuktikan mereka baik untuk kita," tambahnya.

Saat ini, Covid-19 belum memiliki obat ilmiah resmi. Seluruh dunia pun masih berjuang untuk menahan penyebaran pandemi yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 5.000 orang.

Berita Terkait

Berita Terkini