Info

Jaga Sistem Kekebalan Tubuh dengan Cukup Tidur, Ini Alasannya!

Namun, hubungan antara kurang tidur dan sistem kekebalan tubuh sangatlah kompleks.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Kurang tidur. (unsplash)
Kurang tidur. (unsplash)

Himedik.com - Kurang tidur kerap dikaitkan dengan masalah kesehatan, baik mental maupun fisik. Termasuk gangguan sistem kekebalan tubuh yang dirancang untuk melindungi diri dari penyakit, terutama flu.

Jika tidak berfungsi dengan baik, sistem kekebalan ini dianggap gagal dalam melakukan tugasnya.

Namun, hubungan antara kurang tidur dan sistem kekebalan tubuh sangat kompleks. Sistem kekebalan terdiri dari beberapa jenis sel dan protein.

"Banyak penelitian menunjukkan sel T turun jika kita kurang tidur. Dan sitokin inflamasi naik... Ini berpotensi menyebabkan risiko lebih besar terkena flu atau pilek," ujar Diwakar Balachandran, MD, direktur Sleep Center di University of Texas MD Anderson Cancer Center.

Secara sederhana, dilansir WebMD, kurang tidur dapat menekan fungsi sistem kekebalan tubuh.

Ilustrasi. (Sumber" Shutterstock)
Ilustrasi kurang tidur (Shutterstock)

"Semakin Anda tidur malam lebih dini, semakin besar kemungkinan untuk mengurangi kemampuan tubuh untuk merespons pilek atau infeksi bakteri," sambungnya.

Satu studi yang dilakukan oleh tim dari Belanda dan Inggris melihat sel darah putih yang dikenal sebagai granulosit, menunjukkan hilangnya ritme siang-malam, bersama dengan peningkatan jumlah, terutama di malam hari.

"Jika dikonfirmasi dengan banyak data, ini akan memiliki implikasi untuk praktik klinis dan untuk profesi yang berkaitan dengan kurang tidur jangka panjang, seperti kerja shift bergilir," ujar penulis utama studi, Katrin Ackermann, PhD, dikutip dari SleepFoundation.org.

Penelitian lain, yang diketuai oleh Dr. Nathaniel Watson, UW Medicine Sleep Center at Harborview Medical Center, pun mengatakan hal sama.

"Apa yang kami tunjukkan adalah bahwa sistem kekebalan berfungsi paling baik ketika cukup tidur. Tujuh atau lebih jam tidur direkomendasikan untuk kesehatan yang optimal," tuturnya, dilansir Science Daily.

Berita Terkait

Berita Terkini