Info

Vaksin Covid-19 yang Diuji Klinis pada Manusia Tuai Kontroversi, Mengapa?

Perdana diujikan, vaksin untuk virus corona baru atau SARS-CoV-2 mendapat kritik dari beberapa peneliti.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi vaksin. (shutterstock)
Ilustrasi vaksin. (shutterstock)

Himedik.com - Seorang wanita telah menerima suntikan vaksin Covid-19 eksperimental pertama dalam uji klinis tahap satu di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle, pada Senin (16/03/2020) kemarin. 

Vaksin yang disebut dengan mRNA-1273 ini dikembangkan oleh perusahaan boteknologi Moderna dan National Institutes of Health (NIH).

Jika vaksin terbukti aman, peneliti akan menentukan seberapa baik kerja vaksin tersebut dalam studi nantinya. Namun, ternyata penemuan vaksin ini menuai kontroversi.

Dilansir The Health Site, vaksin virus corona ini tidak diujikan pada tikus terlebih dahulu sebelum memulai uji klinis pada manusia. Ini telah menimbulkan keprihatinan di antara banyak ahli.

Vaksin diuji klinis pertama kali ke manusia (Twitter/Bloomberg)
Vaksin diuji klinis pertama kali ke manusia (Twitter/Bloomberg)

Sementara sebagian ahli mengatakan hal itu dibenarkan dengan mempertimbangkan tingkat keparahan dan kebutuhan mendesak dari situasi saat ini, yang lain mengkhawatirkan hal ini dapat melanggar berbagai standar etika dan keselamatan.

Beberapa peneliti juga khawatir pengujian langsung semacam ini dapat menempatkan responden pada risiko yang lebih besar.

Vaksin RNA-1273 adalah vaksin pertama yang mencapai uji klinis, banyak perusahaan lain yang juga menggunakan pendekatan berbeda untuk memproduksi vaksin Covid-19.

Lembaga Penelitian Migal Galilee yang didanai oleh Israel juga telah mengembangkan vaksin oral. Tes klinis vaksin ini diharapkan segera dilakukan.

Para peneliti mengklaim vaksin oral dapat mengubah Covid-19 menjadi flu yang sangat ringan.

Di AS, sebuah perusahaan biotek sedang melakukan uji klinis remdesivir obat antivirus pada pasien Covid-19.

Sementara itu, dokter di banyak negara juga menggunakan kombinasi dua obat anti-HIV untuk mengobati pasien yang terinfeksi.

Catatan Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal virus corona Covid-19, sila hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119.

 

Berita Terkait

Berita Terkini