Info

Tak Hanya Lansia, Beberapa Negara Kebanjiran Pasien Corona Muda yang Kritis

Pasien Covid-19 di New York menjadi antitesis dari penelitian sebelumnya. Di kota tersibuk itu, banyak pasien yang dirawat di ruang intensif karena positif corona bukan orang lansia, tapi orang muda hingga dewasa.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi orang muda dengan gejala corona (Shutterstock)
Ilustrasi orang muda dengan gejala corona (Shutterstock)

Himedik.com - Lansia dianggap golongan yang paling berisiko kritis saat terinfeksi Covid-19. Namun penemuan baru menyatakan, bahwa anak-anak muda juga sama berisikonya.

Pasien Covid-19 di New York menjadi antitesis dari penelitian sebelumnya. Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), 1 dari 5 pasien corona di New York adalah orang berusia di bawah 44 tahun.

Bahkan menurut WHO, 10 hingga 15 persen orang yang dirawat karena Covid-19 di dunia adalah orang di bawah 50 tahun.

Pada Jumat (28/3/2020), Rumah Sakit Sinai Morningside Manhattan kedatangan seorang pria berumur 32 tahun. Sebelumya pasien tersebut tidak memiliki keluhan apapun namun ia tiba-tiba demam, sesak napas dan kadar oksigennya rendah.

Peristiwa tersebut mengingatkan imbauan berbagai organisasi pada awal wabah ini terjadi. Pesan itu menyatakan bahwa orang lansia berada di risiko tertinggi. Namun pernyataan tersebut berubah pada pertengahan bulan Maret.

Ilustrasi anak muda dan corona. (Pixabay)
Ilustrasi anak muda dan corona. (Pixabay)

Pihak pejabat kesehatan Amerika Serikat mulai memperingatkan orang-orang yang masih muda untuk berhati-hati. Hal itu disebabkan karena kasus Italia dan Perancis, termutakhir adalah Amerika dengan banyaknya kasus orang-orang muda yang terinfeksi.

"Begitu banyak pasien yang tidak cocok dengan gambaran yang kami dapatkan dari China atau Italia. Ini bukan hanya menyerang pasien usia lanjut, siapa pun bisa terinfeksi," kata dokter Rumah Sakit Sinai Morningside Manhattan, Kaedrea Jackson.

Berita Terkait

Berita Terkini