Info

Nyeri Otot Bisa Jadi Tanda Corona Covid-19, Ini Temuan Peneliti

Peneliti menemukan bahwa nyeri otot bisa menjadi tanda infeksi virus corona Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi nyeri otot. (pixabay/typographyimages)
Ilustrasi nyeri otot. (pixabay/typographyimages)

Himedik.com - Sejumlah pasien corona Ciovid-19 mengalami gejala lain, selain batuk, demam tinggi dan sesak napas. Baru-baru ini ditemukan bahwa pasien juga mengalami gejala nyeri otot.

Para peneliti mengatakan nyeri otot bisa menjadi tanda infeksi virus corona Covid-19 paling serius. Para ahli AS juga mengatakan sakit otot bisa menjadi indikator bahwa seorang pasien telah mengembangkan penyakit paru-paru parah.

Peneliti dari Universitas New York pun menemukan hubungan antara sakit otot dengan infeksi virus corona Covid-19 yang serius. Para peneliti telah melibatkan sebanyak 53 pasien corona Covid-19 di Wenzhou, China.

Megan Coffee, ahli penyakit menular yang memimpin penelitian ini mengatakan banyak pasien corona Covid-19 mengeluhkan nyeri otot yang dikenal mialga.

Namun, profesor Coffee tetap mencari tahu gejala lain yang dialami oleh pasien sebelum mengalami nyeri otot, seperti sesak napas, dan sakit di sekujur tubuhhnya.

Ilustrasi nyeri otot. (Shutterstock)
Ilustrasi nyeri otot. (Shutterstock)

"Harapan kami, tanda ini bisa menbantu dokter untuk mengidentifikasi pasien yang mungkin hanya sakit ringan dan pasien yang berisiko sakit parah sejak tahap pertama," kata profesor Coffee dikutip dari Mirrror.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sakit atau nyeri sendi dirasakan oleh sekitar 15 persen pasien corona Covid-19.

Nyeri sendi ini disebabkan oleh bahan kimia sitokin yang dilepaskan ke dalam tubuh sebagai respons terhadap infeksi virus.

Para peneliti juga menemukan bahwa perubahan pada enzim hati alanine aminotransferase (ALT) dan kadar hemoglobin adalah tanda-tanda infeksi virus corona Covid-19 yang paling serius.

Profesor Coffee mengatakan pasien dengan gejala nyeri otot, perubahan enzim dan kadar hemoglobin berisiko menderita panyakit paru-paru yang parah.

Karena itu, petugas medis perlu mengambil keputusan cepat dalam menangani pasien dengan kondisi serius melalui tanda-tanda tersebut.

Petugas medis juga perlu menyarankan seseorang dengan gejala serius untuk kembali memeriksakan kondisinya pada hari berikutnya. Jadi, jangan membiarkan pasien dengan gejala serius pergi begitu saja.

Berita Terkait

Berita Terkini