Info

Alumni & Mahasiwa UGM Produksi Pelindung Wajah Demi Nakes

Pelindung wajah ini dibagikan secara cuma-cuma ke rumah sakit yang membutuhkan.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Pelindung wajah buatan CIMEDs Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Selasa (24/3/2020). [ist]
Pelindung wajah buatan CIMEDs Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Selasa (24/3/2020). [ist]

Himedik.com - Sebagai garda terdepan dalam melawan pandemi Covid-19, tenaga kesehatan tentu memerlukan alat pelindung diri atau APD. Namun sayangnya, tenaga kesehatan di Indonesia masih kekurangan alat pelindung ini.

Inilah yang mendorong sejumlah mahasiswa dan alumni UGM berkolaborasi untuk memproduksi face shield atau alat pelindung wajah.

"Kami memiliki sumber daya yang cukup untuk mengembangkan dan memproduksi APD face shield, dan dari situ kami berpikir mengapa tidak kami membantu menyediakannya,” ucap Muhammad Fahmi Husaen, alumni D3 Ilmu Komputer Sekolah Vokasi UGM, dalam rilis yang diterima Suara.com.

Bersama degan beberapa rekan alumni dan mahasiswa, Fahmi membuat komunitas yang diberi nama AmalYuk untuk membantu menyediakan APD bagi tenaga medis.

Aktivitas yang mereka lakukan murni berupa gerakan amal, tambah Fakhmi. Jadi, pelindung wajah yang mereka produksi akan dibagikan ke rumah sakit.

Pelindung wajah yang diproduksi untuk tenaga medis (dok. UGM)
Pelindung wajah yang diproduksi untuk tenaga medis (dok. UGM)

Sebagian besar mahasiswa dan alumni yang terlibat memiliki latar belakang pendidikan teknik mesin serta elektronika dan instrumentasi.

Proses ini juga dibimbing oleh salah satu dosen Elins, Budi Sumanto. Kegiatan produksi pun dilakukan di laboratorium Elins Sekolah Vokasi UGM.

Dalam sehari, tim ini mampu memproduksi 40 hingga 80 pelindung wajah dan sudah mulai didistribusikan ke sejumlah tempat, di antaranya PMI Bantul dan RS Grhasia Pakem, Yogyakarta.

"Kami juga bekerja sama dengan KAGAMA gelanggang dalam mendistribusikan," imbuh Rokhim selaku koordinator tim.

Target mereka untuk beberapa hari ke depan adalah dapat memproduksi hingga 1300 buah pelindung wajah.

"Kami menarget 1300, setelahnya kami mungkin akan mengevaluasi mengingat ini merupakan alat yang sifatnya darurat saja, dan di sekitar Jogja sudah terdapat pabrik yang memproduksi secara massal dan berstandar," tegasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini