Info

Amankah Laut dan Kolam Renang dari Kontaminasi Virus Corona Covid-19?

Pantai, danau, hingga kolam renang masih menjadi pertanyaan mengenai kemungkinannya dalam terkontaminasi virus corona Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Pantai. (pixabay)
Pantai. (pixabay)

Himedik.com - Direktur NSF Center for Aerosol Impacts on Chemistry of the Environment, Kimberly Prather, PhD, mengatakan ada kemungkinan kecil bahwa di daerah-daerah di mana air laut bercampur dengan air limbah yang tidak diolah bisa terkontaminasi oleh virus corona.

Peneliti juga masih mempertanyakan kemungkinan virus corona pada laut, danau, hingga kolam renang.

"Gelombang ombak bisa mengaerosolisasi dan angin bisa membawanya kembali ke pantai. Ketika limbah mentah mencapai lautan, pantai-pantai terdekat harus ditutup untuk para perenang," kata Prather pada WebMD.

Masih dilansir dari WebMD, virus corona telah ditemukan dalam tinja yang dapat berakhir di saluran air limbah yang tidak diolah.

Para peneliti sendiri telah menemukan bahwa bakteri di dalam air dapat menyebabkan lebih dari 90 juta kasus gastrointestinal, pernapasan, telinga, penyakit mata, dan penyakit terkait kulit.

"Jadi mungkin saja ada virus corona di air laut yang dekat limpasan air limbah," kata Charles Gerba, PhD, profesor mikrobiologi dan imunologi di University of Arizona.

Charles Gerba telah mempelajari virus corona dalam air dan menemukan virus tersebut dapat bertahan hidup selama 2 hingga 3 hari di air. Tetapi masih belum jelas apakah virus corona dalam tinja bisa menular.

Pantai Apparalang di Bulukumba, Sulawesi Selatan. (Instagram/@alxis_gudlife)
Pantai Apparalang di Bulukumba, Sulawesi Selatan. (Instagram/@alxis_gudlife)

"Saya akan lebih khawatir tentang hepatitis saat berenang di pembuangan limbah itu risiko yang jauh lebih besar daripada virus corona ditularkan melalui air," tambahnya.

Prather juga mengatakan dia lebih khawatir terhadap kondisi pantai yang berangin daripada virus di air itu sendiri.

"Kekhawatiran saya adalah bahwa di pantai yang berangin itu membuat jarak sosial sejauh 6 kaki menjadi tidak cukup," kata Prather.

"Jika seseorang terinfeksi dan tidak mengetahuinya, ada kemungkinan mereka akan menghembuskan aerosol, kemudian tetesan liur yang dapat melompat lebih jauh karena angin pantai," tambahnya.

Dengan kata lain, di pantai kekhawatiran Anda mungkin bukan tentang air, tetapi orang lain. Jika Anda akan berjalan-jalan atau berolahraga di sepanjang garis pantai, Anda harus berusaha menjaga jarak fisik lebih dari biasanya.

Ilustrasi kolam renang. (Unsplash/ Joe Calata)
Ilustrasi kolam renang. (Unsplash/ Joe Calata)

Sementara itu, menurut Gerba, berenang di air tawar masih tergolong aman.

"Berenang di air tawar sama amannya, selama kolam renang dirawat dengan baik, klorin pembersih kolam akan membunuh virus apa saja," kata Gerba.

Meskipun virus corona bisa bertahan di air, Gerba menegaskan bahwa virus di air belum tentu menularkan pada manusia.

"Kami tidak memiliki bukti bahwa itu ditularkan melalui air," kata Gerba.

Berita Terkait

Berita Terkini