Info

Peneliti: Kontaminasi Covid-19 di Udara Ruang ICU Lebih Tinggi dari Bangsal

Ditemukan bahwa tingkat kepositifan virus corona Covid-19 lebih tinggi di ICU daripada bangsal (43,5 berbanding 7,9 persen).

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi perawat. (Pexels)
Ilustrasi perawat. (Pexels)

Himedik.com - Sindrom pernapasan akut parah yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, yakni Covid-19, masih menjadi momok masyarakat global. Baru-baru ini, peneliti melaporkan bahwa kontaminasi udara dan permukaan benda dalam unit perawatan intensif (ICU) lebih tinggi daripada di bangsal (GW),

Demikian menurut untuk sebuah penelitian yang diterbitkan secara online 10 April di Emerging Infectious Diseases, sebuah publikasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

Dilansir dari Medical Xpress, Zhen-Dong Guo dari Akademi Ilmu Kedokteran Militer di Beijing, dan rekannya menguji sampel udara dan permukaan untuk memeriksa distribusi virus corona baru atau SARS-CoV-2 di dua bangsal rumah sakit di Wuhan, China.

Uji sampel itu dilakukan dari 19 Februari hingga 2 Maret 2020. Sampel swab dikumpulkan dari objek yang berpotensi terkontaminasi di ICU dan bangsal.

Para peneliti menemukan bahwa tingkat kepositifan lebih tinggi di ICU daripada bangsal (43,5 berbanding 7,9 persen). Tingkat kepositifan relatif tinggi untuk sampel swab lantai (masing-masing 70 dan 15,4 persen di ICU dan bangsal).

Ilustrasi rumah sakit. (Shutterstock)
Ilustrasi rumah sakit. (Shutterstock)

Setengah dari sampel dari sol sepatu staf medis ICU pun positif. Tingkat kepositifan juga relatif tinggi untuk permukaan benda yang sering disentuh oleh staf medis atau pasien, dengan tingkat tertinggi untuk tetikus komputer (masing-masing 75 dan 20 persen di ICU dan bangsal).

Dalam sampel dari manset lengan dan sarung tangan staf medis, hasil positif sporadis diperoleh. Hasil positif diperoleh untuk masing-masing 35 dan 12,5 persen sampel udara yang dikumpulkan dari ICU dan bangsal.

Ilustrasi seorang petugas medis sedang memegang jarum suntik di hadapan pasien (Shutterstock).
Ilustrasi seorang petugas medis sedang memegang jarum suntik di hadapan pasien (Shutterstock).

Tingkat kepositifan untuk transmisi aerosol SARS-CoV-2 adalah 35,7, 44,4, dan 12,5 persen di dekat saluran udara, di kamar pasien dan di area kantor dokter.

"Temuan ini menunjukkan bahwa aerosol yang sarat virus sebagian besar terkonsentrasi di dekat dan hilir dari pasien," tulis para penulis.

"Namun, risiko paparan juga ada di daerah hulu; berdasarkan hasil deteksi positif dari situs 3 (area kantor dokter), jarak transmisi maksimum aerosol SARS-CoV-2 mungkin 4 m."

Berita Terkait

Berita Terkini