Info

Peneliti Sebut Kelelawar Tak Hanya Sebarkan Virus Corona Covid-19!

Penelitian menemukan bahwa kelelawar di Amerika Serikat bisa menularkan virus selain corona Covid-19 yang berasal dari Wuhan, China.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Kelelawar - (Pixabay/jochemy)
Kelelawar - (Pixabay/jochemy)

Himedik.com - Wabah virus corona Covid-19 yang sudah menginfeksi lebih dari 2 juta orang di dunia diyakini berasal dari kelelawar yang menular ke manusia. Tapi, sebuah studi baru khawatir bila kelelawar di Amerika Serikat (AS) bisa menyebabkan wabah virus yang berbeda.

Penelitian mengenai kelelawar hidup di laboratorium Amerika dikhawatirkan bisa menimbulkan risiko wabah virus lain, seperti halnya yang terjadi di Wuhan, China. Para pejabat pun sudah memeringatkan risiko penularannya ke manusia.

"Penelitian kelelawar di AS ini bisa menyebabkan risiko yang serupa," kata Nick Atwood, koordinator Yayasan Hak-Hak Hewan Florida dikutip dari New York Post.

Menurut Nick, beberapa studi telah menemukan bahwa kelelawar hidup berpotensi berbahaya bagi manusia.

"Laboratorium di Wuhan dengan standar internasional adalah yang terbaik di dunia. Bila risiko penelitian tertentu menimbulkan masalah di sana, tentu bisa menjadi masalah di sini," katanya.

Ilustrasi kelelawar buah. [Shutterstock]
Ilustrasi kelelawar buah. [Shutterstock]

Pejabat AS pun mendukung klaim itu dalam memo yang dikirim ke peneliti AS awal bulan ini. Pihaknya menyarankan peneliti menghentikan penggunaan kelelawar hidup sebagai bahan penelitian.

"Kami merekomendasikan untuk menghentikan kegiatan apapun yang berhubungan dengan kelelawar liar. Himbauan ini terus berlanjut sampai kami memiliki pemahaman yang lebih baik tentang risiko kelelawar setelah wabah virus corona," kata US Fish and Wildlife Service melalui surat edaran.

Berdasarkan laporan, laboratorium Amerika yang sedang mempelajari atau baru-baru ini menerbitkan studi dengan kelelawar hidup termasuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta, Georgia dan fasilitas penelitian biomedis Institut Kesehatan Nasional di Hamilton.

Berita Terkait

Berita Terkini