Himedik.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) melaporkan kelalaian praktik laboratorium di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Kelalaian tersebut menyebabkan kontaminasi yang membuat tes Covid-19 di Amerika Serikat tidak efektif.
Melansir dari New York Times, FDA menyatakan pada Sabtu (19/4/2020), bahwa dua dari tiga laboratorium CDC di Atlanta yang menciptakan alat uji virus corona melanggar standar yang mereka buat sendiri.
Baca Juga
Bocah 4 Tahun Terinfeksi Corona Covid-19 Usai Didiagnosis Kanker Otak
Tengah Hamil, Perawat Meninggal saat Tugas Lawan Virus Corona Covid-19
Kurang dari Seminggu, Pasien Covid-19 Membaik dengan Obat Remdesivir
Perusahaan Jepang Kembangkan Cat Anti Virus untuk Rumah Sakit
Sering Disepelekan, Begini Gejala Ringan Covid-19 yang Bisa Parah
Setelah Masker N95, Muncul Masker N99 dengan Filtrasi Lebih Tinggi
Kelalaian tersebut yang membuat CDC mengirimkan alat tes tak berfungsi baik kepada 100 laboratorium kesehatan masyarakat negara bagian dan lokal.
Awalnya, FDA yang mengawasi tes laboratorium CDC degan mengirim Dr. Timothy Stenzel, kepala diagnostik in vitro dan kesehatan radiologis laboratorium untuk menilai masalah di CDC.
Dia menemukan kurangnya keahlian dalam manufaktur komersial dan mengetahui bahwa tidak ada yang bertanggung jawab atas seluruh proses pembuatan kit untuk tes.
Menurut FDA, masalah bermula dari para peneliti yang keluar masuk dari laboratorium pengujian virus corona tanpa mengganti jubah laboratorium mereka. Mereka langsung lanjut untuk menguji bahan-bahan yang dirakit di ruangan yang sama di mana para peneliti bekerja pada sampel virus corona positif.
Praktik-praktik itu membuat alat tes yang dikirim ke laboratorium kesehatan masyarakat tidak dapat digunakan karena terkontaminasi dengan virus corona. Bahkan yang bisa digunakan pun tidak memberikan hasil yang meyakinkan.
"CDC tidak melakukan pengujian sesuai dengan protokol yang mereka buat sendiri,” kata juru bicara FDA, Stephanie Caccomo.
Atas kasus tersebut, CDC kehilangan kredibilitas sebagai badan kesehatan publik terkemuka di Amerika Serikat. Kesalahan tersebut juga menimbulkan masalah baru karena beberapa negara bagian akan mulai membuka lockdown.
Sementara itu, Presiden Trump dan anggota pemerintahan lainnya terus mengklaim, bahwa hampir setiap hari kapasitas pengujian AS lebih besar daripada tempat lain di dunia.
Sayangnya, masih banyak pejabat kesehatan masyarakat dan ahli epidemiologi yang mengeluhkan kurangnya pengujian yang konsisten dan dapat diandalkan di seluruh negeri.