Info

Cuci Handuk 2 Hari Sekali selama Pandemi Corona Covid-19, Ini Saran Ahli!

Selain mencuci tangan 20 detik, ahli kesehatan juga menyarankan semua orang untuk rutin mencuci handuk setiap 2 hari sekali.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi handuk (Pixabay/TesaPhotography)
Ilustrasi handuk (Pixabay/TesaPhotography)

Himedik.com - Demi mencegah penularan virus corona Covid-19, ahli kesehatan telah menyarankan semua orang untuk mencuci tangan pakai air dan sabun selama 20 detik.

Cuci tangan pakai sabun dan air juga membantu mencegah penyebaran kuman yang berbahaya. Lalu, langkah terakhir adalah keringkan tangan yang sudah dicuci memakai handuk

Tetapi, Anda juga perlu untuk mencuci handuk yang digunakan untuk mengeringkan tangan dan mandi secara berkala. Karena, handuk sangat mungkin menjadi sarang bakteri.

"Handuk bisa menjadi sarang bakteri dari tubuh manusia. Apalagi kelembaban handuk bisa menjadi tempat terbaik untuk bakteri berkembang biak. Jika Anda pakai handuk yang tidak dicuci dan lembap, itu bisa menyebarkan bakteri ke seluruh rumah tangga," kata Helena Mead dari Christy England.

Sehingga Helena Mead menyarankan semua orang untuk mencuci handuk rutin setelah dua hari. Karena dilansir oleh Real Homes, mencuci handuk rutin bisa mengusir bakteri di handuk.

Ilustrasi handuk. (Shutterstock)
Ilustrasi handuk. (Shutterstock)

Helena juga menyarankan semua orang untuk mencuci handuk pada suhu 60 derajat celcius. Sehingga semua mikroorganisme yang tumbuh di handuk bisa mati.

Selain itu, pastikan Anda selalu mengeringkan atau menjemur handuk di tempat panas setelah memakai agar tidak lembab.

Di tengah pandemi virus corona Covid-19 ini, lebih baik tidak berbagi handuk dengan siapa pun, termasuk anggota keluarga.

"Setiap orang harus memiliki handuk masing-masing untuk mencegah penyebaran bakteri di antara orang-orang. Jika seseorang sakit, mereka harus mencuci handuknya lebih sering dan mungkin setiap hari," ujarnya.

Karena, berbagi handuk dengan orang lain (termasuk anggota keluarga) bisa menjadi penyebab penyakit karena pertukaran bakteri antara satu orang dengan orang lainnya.

Berita Terkait

Berita Terkini