Info

Ilmuwan Teliti Pengaruh Nikotin Bagi Pasien Covid-19, Adakah Efeknya?

Penelitian menunjukkan zat dalam tembakau yang disebut nikotin mungkin telah mencegah perokok terinfeksi virus corona Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi rokok - (Pixabay/realworkhard)
Ilustrasi rokok - (Pixabay/realworkhard)

Himedik.com - Peneliti asal Perancis berencana untuk memberikan patch nikotin pada pasien virus corona Covid-19. Dilansir dari Fox News, ilmuwan bertujuan menguji dampak patch nikotin pada pasien virus corona Covid-19 dan petugas kesehatan yang berada di garis terdepan.

Hasil studi yang berbeda telah menunjukkan bahwa nikotin mungkin berpengaruh terhadap pengurangan risiko tertular virus corona Covid-19.

Penelitian dari sebuah rumah sakit di Paris menunjukkan zat dalam tembakau yang disebut nikotin mungkin telah mencegah perokok terinfeksi virus corona Covid-19. Studi di Paris juga menemukan bahwa perokok yang terinfeksi virus corona Covid-19 lebih sedikit dari populasi umum.

Para peneliti menemukan bahwa penelitian ini tidak dimaksudkan untuk mendesak orang menjadi perokok, yang membawa risiko kesehatan fatal lainnya.

Meskipun nikotin nampaknya mencegah perokok tertular virus, tetapi mereka yang terinfeksi bisa mengalami gejala serius dari asap tembakau pada paru-paru.

Ilustrasi perokok (shutterstock)
Ilustrasi perokok (shutterstock)

Tim peneliti berpendapat bahwa nikotin bisa mencegah virus menginfeksi sel atau nikotin mencegah sistem kekebalan agar tak bereaksi berlebihan terhadap virus.

Pada penelitian yang dilakukan di Pitié Salpêtrière, bagian dari Hôpitaux de Paris, tim peneliti telah memeriksa 480 pasien positif virus corona Covid-19. Sebanyak 350 orang telah menjalani perawatan di rumah sakit dan sisanya pulih.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit berusia rata-rata 65, hanya 4,4 persen seorang perokok biasa. Di antara mereka yang pulih di rumah berusia rata-rata 44 tahun, sebanyak 5,3 persen yang perokok.

Jika dibandingkan dengan populasi umum, sebanyak 40 persen dari orang yang berusia 44 dan 53 tahun adalah perokok dan 11 persen dari orang berusia 65 hingga 75 tahun adalah perokok.

Temuan ini akan diverifikasi dalam studi klinis baru, yang mana petugas kesehatan dan pasien virus corona Covid-19 akan diberi patch nikotin.

Ilustrasi pria merokok - (Pixabay/Pexels)
Ilustrasi pria merokok - (Pixabay/Pexels)

Ahli neurobiologi di Perancis, Jean-Pierre Changeux yang mengulas penelitian ini mengatakan bahwa nikotin mungkin telah menghambat virus memasuki sel-sel tubuh dan mencegah penyebarannya.

Hasil ini juga sejalan dengan penelitian di China yang terbit di New England Journal of Medicine, menyarankan 12,6 persen dari 1.000 orang yang terinfeksi virus adalah perokok. Sementara di China, 28 persen dari populasi umum merokok secara teratur/

Di Perancis, sebanyak 11 ribu pasien corona Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit, ada sekitar 8,5 persen yang perokok. Sedangkan, jumlah total perokok di Perancis diperkirakan sekitar 25,4 persen.

"Studi cross-sectional kami sangat menyarankan bahwa orang yang merokok setiap hari jauh lebih kecil kemungkinannya mengalami infeksi bergejala atau parah dengan SARS-CoV-2 dibandingkan populasi umum," tulisan dalam laporan Pitié-Salpêtrière.

"Efeknya signifikan. Ini membagi risiko dengan lima untuk pasien rawat jalan dan empat untuk mereka yang menjalani perawatan di rumah sakit," tambahnya.

Berita Terkait

Berita Terkini