Info

Vaksin Covid-19 dari Beijing Berhasil Lindungi Monyet dari Virus Corona

Namun pakar belum mengujinya pada manusia.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi vaksin (shustterstock)
Ilustrasi vaksin (shustterstock)

Himedik.com - Pertama kalinya, satu dari banyaknya vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan, ada yang telah melindungi seekor binatang, yakni kera rhesus, dari infeksi virus corona baru

Peneliti dari Sinovac Biotech, sebuah perusahaan swasta yang berbasis di Beijing, memberikan dua dosis vaksin Covid-19 yang berbeda kepada 8 monyet kera rhesus.

Tiga minggu kemudian, kelompok peneliti memaparkan SARS-CoV-2 ke dalam paru-paru monyet melalui pipa di trakea mereka, dan tidak ada yang mengembangkan infeksi besar-besaran.

Dilansir Science Magazine, monyet-monyet yang diberi dosis vaksin tertinggi memiliki respons terbaik. Tujuh hari setelah hewan menerima virus, para peneliti tidak dapat mendeteksinya di faring atau paru-paru.

Beberapa hewan dengan dosis rendah memiliki 'virus blip' (peningkatan sementara) tetapi juga tampaknya telah mengendalikan infeksi, lapor tim Sinovac dalam sebuah makalah yang terbit pada 19 April di pracetak bioRxiv.

Ilustrasi vaksin Covid-19. [Pixabay/Pete Linforth]
Ilustrasi vaksin Covid-19. [Pixabay/Pete Linforth]

Sebaliknya, empat hewan kontrol mengembangkan tingkat viral load yang tinggi di beberapa bagian tubuh dan pneumonia berat.

"Hasilnya memberi kami banyak kepercayaan bahwa vaksin akan bekerja pada manusia," kata Meng Weining, direktur senior Sinovac untuk urusan pengaturan luar negeri.

“Saya menyukainya,” kata Florian Krammer, seorang ahli virologi di Fakultas Kedokteran Icahn di Gunung Sinai yang turut menulis laporan status tentang berbagai vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan.

Tetapi, Douglas Reed dari University of Pittsburgh, yang mengembangkan dan menguji vaksin Covid-19 dalam studi monyet, mengatakan jumlah hewan terlalu kecil untuk menghasilkan hasil yang signifikan secara statistik.

Ilustrasi vaksin. (Shutterstock)
Ilustrasi vaksin. (Shutterstock)

Kekhawatiran lain adalah bahwa monyet tidak mengembangkan gejala paling parah, seperti pada manusia.

Para peneliti Sinovac mengakui dalam makalahnya bahwa masih terlalu dini untuk mendefinisikan model hewan terbaik untuk mempelajari SARS-CoV-2, tetapi mencatat bahwa kera rhesus yang tidak divaksinasi dan diberi virus meniru gejala seperti Covid-19.

"Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Reed.

Berita Terkait

Berita Terkini