Info

Penelitian Sebut Virus Corona Masuk Lewat Mata, dengan Jumlah Lebih Banyak!

Peneliti sebut virus corona bisa masuk ke tubuh lewat mata, begini penjelasannya!

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Penyakit mata merah. (shutterstock)
Penyakit mata merah. (shutterstock)

Himedik.com - University of Hong Kong melakukan penelitian yang menemukan bahwa mata merupakan bagian penting di mana virus corona Covid-19 bisa masuk ke dalam tubuh. Mereka juga menemukan strain itu hingga 100 kali lebih menular daripada SARS dan flu burung, yang diuji oleh para ahli kesehatan masyarakat.

Tes laboratorium mengungkapkan tingkat virus dari SARS-CoV-2 jauh lebih besar daripada SARS di saluran pernapasan bagian atas dan konjungtiva, sel-sel yang melapisi permukaan mata.

Tim yang dipimpin oleh Dr Michael Chan Chiwai, dari sekolah kesehatan masyarakat HKU, menjadi peneliti pertama di seluruh dunia yang membuktikan virus corona dapat menginfeksi manusia melalui mata, dan mempublikasikannya dalam THe Lancet Respiratory Medicine.

"Kami membiakkan jaringan dari saluran pernapasan dan mata manusia di laboratorium dan menerapkannya untuk memperlajari SARS-CoV-2, membandingkannya dengan SARS dan H5N1," katanya, dikutip dari South China Morning Post.

infeksi mata merah (ilustrasi/shutterstock)
infeksi mata merah (ilustrasi/shutterstock)

"Kami menemukan bahwa SARS-CoV-2 jauh lebih efeisien dalam menginfeksi konjungtiva dan saluran pernapasan bagian atas daripada SARS, dengan tingkat virus sekitar 80 hingga 100 kali lebih tinggi," sambungnya.

Penelitian ini diperkuat dengan saran kepada masyarakat untuk tidak menyentuh mata dan mencuci tangan secara teratur untuk menghindari infeksi, setelah peneliti sebelumnya menemukan virus corona dapat bertahan selama tubuh hari di permukaan stainless steel dan plastik.

"Meski ada tanda-tanda bahwa epidemi Covid-19 semakin tabil di Hong Konh, situasi di tempat lain di dunia masih serius. Masih banyak kasus baru dilaporkan setoap hari. Kita seharusnya tidak lengah."

Temuan Dr Chan ini menentang asumsi luas bahwa staf medis akan dilindungi secara memadai ketika memakai N95 dan pakaian pelindung, tanpa memerlukan kacamata khusus.

Berita Terkait

Berita Terkini