Info

Sering Dengar Suara Gaib? Waspada itu Bisa Jadi Tanda Demensia

Keseringan mendengar suara gaib atau tidak nyata bisa jadi tanda-tanda peringatan demensia.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi menderita demensia (Pixabay/geralt)
Ilustrasi menderita demensia (Pixabay/geralt)

Himedik.com - Demensia dalah sekelompok penyakit yang terkait dengan kerusakan otak. Ada lebih 400 jenis dan gejala demensia tergantung pada bagian otak yang rusak.

Adapun gejala umum yang ditemukan dalam semua bentuk demensia, termasuk kehilangan ingatan, dan kebingungan.

Bentuk demensia tertentu menghasilkan gejala yang lebih berbeda. Demensia tubuh Lewy juga dikenal sebagai demensia dengan tubuh Lewy yang disebabkan oleh halusinasi pendengaran.

Menurut Alzheimer's Society dilansir oleh Express, demensia jenis ini bisa berupa suara pendengaran yang tidak nyata, seperti ketukan atau langkah kaki.

Demensia tubuh Lewy adalah jenis demensia progresif kedua yang paling umum setelah penyakit alzheimer.

Ilustrasi perempuan demensia. [Shutterstock]
Ilustrasi perempuan demensia. [Shutterstock]

Selain halusinasi pendengaran, halusinasi visual juga merupakan tanda peringatan dini umum dari demensia tubuh yang kurang sehat.

Alzheimer's Society menjelaskan halusinasi visual sering terjadi pada orang atau hewan yang diperinci dan meyakinkan untuk penderita demensia.

"Halusinasi ini bisa bertahan beberapa menit dan mungkin mengganggu. Seseorang mungkin juga memiliki kesalahan persepsi visual, seperti mengira bayangan atau mantel di gantungan itu seperti seseorang," jelasnya.

Penelitian lainnya juga menjelaskan lebih lanjut tentang gejala spesifik demensia tubuh yang buruk. Para ilmuwan di Universitas Newcastle telah menunjukkan bahwa orang dengan penyakit alzheimer atau demensia tubuh Lewy memiliki pola berjalan unik yang menandakan perbedaan halus antara kedua kondisi tersebut.

Penelitian yang diterbitkan dalam Alzheimer & Demensia: The Journal of Asosiasi Alzheimer, menunjukkan bahwa orang dengan demensia tubuh Lewy berjalan lebih asimetris ketika bergerak, dibandingkan dengan orang dengan penyakit alzheimer.

Menurut penelitian ini, perbedaan langkah atau gaya berjalan ini bisa digunakan sebagai biomarker klinis untuk berbagai subtipe penyakit dan bisa membantu menentukan perawatan yang tepat untuk pasien demensia.

Berita Terkait

Berita Terkini