Info

Usai Pulih dari Virus Corona Covid-19, Pasien Bisa Alami Gangguan Mental

Pasien sembuh dari virus corona Covid-19 berisiko mengalami sejumlah efek samping, salah satunya gangguan mental.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Kesehatan mental. (pixabay/Wokandapix)
Kesehatan mental. (pixabay/Wokandapix)

Himedik.com - Seseorang dengan virus corona Covid-19 tidak hanya berisiko menderita penyakit parah, tetapi juga bisa mengalami efek jangka panjang setelah pulih. Para ahli memperingatkan bahwa pasien sembuh dari virus corona Covid-19 bisa mengalami masalah kejiwaan atau gangguan mental, seperti kebingungan, sering mengigau dan PTSD.

Analis dari University College London dan King's College London menemukan bahwa 1 dari 4 orang yang menjalani perawatan di rumah sakit akibat virus corona Covid-19 mungkin mengalami delerium selama penderitaannya.

Sejauh ini di Inggris, NHS telah melaporkan bahwa ada lebih 34 ribu kematian akibat virus corona Covid-19. Sementara data Kantor Statistik Nasional menunjukkan bahwa jumlah sebenarnya mendekati 40 ribu.

Sebelumnya dilansir oleh The Sun, dokter telah menyoroti bahwa beberapa pasien virus corona Covid-19 bisa mengalami gejala seperti kebingungan dan disorientasi.

Studi baru menunjukkan bahwa gejala seperti delerium bisa meningkatkan risiko kematian pada pasien dan membuatnya jauh lebih lama menjalani perawatan medis.

Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

Para ahli telah menyusun data dari pasien virus corona Ccovid-19 rawat inap jangka pendek dan jangka panjang yang memiliki virus corona seperti SARS, MERS dan Covid-19.

Para peneliti mengamati 65 studi per data, yang mencakup data dari 3.500 orang. Mereka pun menemukan bahwa 1 dari 3 orang yang dirawat di rumah sakit dengan SARS atau MERS bisa mengembangkan PTSD.

Selain tingkat depresi dan kecemasan pasien yang tinggi, sebanyak 15 persen pasien juga mengalaminya setahun setelah sembuh dari penyakitnya.

Selanjutnya, sebanyak 15 persen pasien yang sudah sembuh juga mengalami perubahan suasana hati, gangguan konsentrasi dan kelelahan.

Sebanyak 20 persen pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit juga mengalami kebingungan. Para peneliti mengatakan bahwa bukti dari pandemi virus corona Covid-19 menunjukkan delerium adalah kondisi umum pada pasien.

Mereka juga menemukan beberapa bukti awal bahwa delerium berkaitan dengan peningkatan mortalitas selama wabah MERS.

Para peneliti mengatakan kebingungan telah memengaruhi sekitar 20 persen atau lebih pasien Covid-19 di rumah sakit. Wabah ini juga sudah dikaitkan dengan tingginya kasus gangguan mental.

Delerium adalah kondisi yang terjadi singkat, tetapi pasien dengan kondisi ini 2 kali lebih berisiko meninggal atau menjalani perawatan lebih lama.

Penelitian juga menemukan bahwa orang yang terinfeksi virus ini lebih parah dan yang kehilangan orang tercinta akibat virus akan memiliki kondisi psikologis yang lebih buruk.

Berita Terkait

Berita Terkini