Info

Peneliti Sebut Kerja Shift Malam Hari Bisa Tingkatkan Risiko Depresi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerja shift malam hari bisa meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi begadang. (shutterstock.com)
Ilustrasi begadang. (shutterstock.com)

Himedik.com - Banyak faktor yang memengaruhi risiko seseorang menderita gangguan mental, seperti depresi. Tapi, hasil penelitian menunjukkan  orang yang bekerja shift malam hari lebih berisiko mengalami depresi karena dapat merusak otak.

Eksperimen dalam penelitian ini menemukan bahwa cahaya biru dari komputer atau laptop mengubah sirkuit kimia dalam materi abu-abu otak yang mengontrol suasana hati.

Paparan cahaya biru dari laptop di malam hari telah menyebabkan tikus percobaan menjadi kurang aktif sebagai bentuk "blues".

Tim peneliti dari China pun percaya bahwa kondisi yang sama juga terjadi manusia. Paparan cahaya biru ini juga bisa berdampak bagi mereka yang menggunakan gadget sebelum tidur.

"Selain berdampak pada penglihatan, cahaya biru juga memodulasi berbagai fungsi fisiologis, termasuk suasana hati," kata Dr Huan Zhao dikutip dari The Sun.

Ilustrasi: Begadang, lembur, kerja shift malam. (Shutterstock)
Ilustrasi: Begadang, lembur, kerja shift malam. (Shutterstock)

Saat ini banyak sekali orang yang menjalani kehidupan malam, seperti bekerja di malam hari. Beraktivitas menggunakan gadget di malam hari sebelum tidur.

Terlebih orang yang selalu bekerja shift malam, mereka sepertiga lebih rentan terhadap depresi daripada orang lainnya.

Selain depresi, teknologi yang memancarkan cahaya biru juga dikaitkan dengan kecemasan. Sehingga banyak sekali dampak buruk paparan cahaya biru pada kondisi psikologis.

"Paparan cahaya biru yang berlebihan di malam hari telah dikaitkan dengan risiko lebih besar gejala depresi. Karena itu, kondisi sekarang ini yang mana banyak orang lebih aktif di malam hari cukup meinumbulkan keprihatinan serius," paparnya.

Meski begitu, sejumlah ahli menemukan solusi yang tepat untuk menurunkan risiko depresi, terutama pada orang yang harus bekerja shift malam dengan paparan cahaya biru.

Para ahli mengklaim bahwa waktu luang untuk berolahraga, keluar di siang hari dan menghabiskan waktu bersama kerabat bisa mengurangi risiko seseorang mengalami gejala depresi.

Berita Terkait

Berita Terkini