Info

Sinar Matahari Bisa Bunuh Covid-19 dalam 34 Menit, Benarkah?

Ahli menemukan hal baru bahwa sinar matahari bisa membunuh virus corona Covid-19 dan cuaca panas mencegah penyebaran virus.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi berjemur di bawah sinar matahari. (pixabay)
Ilustrasi berjemur di bawah sinar matahari. (pixabay)

Himedik.com - Saat banyak orang berjemur di bawah sinar matahari demi menangkal virus corona Covid-19. Banyak ahli membantahnya, karena sinar matahari maupun cuaca panas tidak dapat membunuh virus corona.

Tapi, sebuah penelitian baru mengklaim bahwa menghabiskan waktu di luar rumah bisa mengurangi risiko terinfeksi virus corona Covid-19.

Ilmuwan Jose-Luis Sagripanti dan David Lytle, seorang veteran Angkatan Darat AS dkalan mantan karyawan di Food and Drug Administration (FDA), mengatakan bahwa sinar matahari yang kuat bisa membunuh virus corona Covid-19 dalam 34 menit.

Dalam studi tersebut, para peneliti menganalisis seberapa baik sinar UV dari matahari bisa menghancurkan virus di berbagai kotak pada waktu berbeda dalam setahun.

Analisis menunjukkan bahwa sinar matahari tengah hari di sebagian besar Amerika Serikat dan kota-kota lain di dunia selama musim panas bisa membunuh 90 persen virus corona Covid-19 yang hidup di permukaan benda dalam 34 menit.

Ilustrasi Matahari. [Shutterstock]
Ilustrasi Matahari. [Shutterstock]

Sebaliknya pada Desember hingga Maret, para peneliti menyebut bahwa virus bisa hidup di permukaan hingga satu hari atau lebih.

"Data yang disajikan menunjukkan bahwa virus corona Covid-19 harus dinonaktifkan relatif lebih cepat selama musim panas di banyak kota-kota padat di dunia. Hal itu menunjukkan bahwa sinar matahari memiliki peran dalam mengendalikan tingkat penyebaran dan durasi pandemi virus corona," kata peneliti dalam studi Photochemistry and Photobiology dikutip dari Mirror.

Namun, Organisasi kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa sinar matahari tidak mencegah penyebaran virus corona Covid-19.

"Berjemur di bawah sinar matahari yang bersuhu lebih tinggi dari 25 derajat Celcius tidak akan mencegah maupun membunuh virus corona Covid-19." jelas WHO.

WHO menegaskan bahwa seseorang tetap bisa terinfeksi virus corona Covid-19, tak peduli seberapa cerah atau panasnya cuaca. Bahkan negara-negara dengan cuaca panas juga ikut terdampak wabah virus corona Covid-19.

Karena itu, WHO juga tidak menyarankan penggunaan lampu UV untuk memerangi virus corona Covid-19. Lampu UV juga tidak boleh digunakan untuk mensterilkan tangan atau area kulit lainnya karena radiasi sinar UV bisa menyebabkan iritasi kulit.

Berita Terkait

Berita Terkini