Info

Temuan Baru, Virus Corona Covid-19 Bisa Sebabkan Pembekuan Darah di Usus

Virus corona Covid-19 ditemukan bisa menyebabkan pembekuan darah di usus yang membahayakan.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi usus - (Pixabay/Elionas2)
Ilustrasi usus - (Pixabay/Elionas2)

Himedik.com - Tak hanya batuk kering dan sesak napas, virus corona Covid-19 bisa menyebabkan sejumlah gejala tak menyenangkan seperti kehilangan indra penciuman dan rasa.

Kini, seorang ilmuwan telah memperingatkan bahwa virus corona Covid-19 juga bisa melumpuhkan usus yang menyebabkan syok peredaran darah fatal dalam kasus ektrim.

Dr Hans Busmüller, seorang ahli patologi di Rumah Sakit Universitas Tübingen, mengklaim bahwa reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh dalam menanggapi virus bisa menyebabkan kerusakan pada beberapa organ, termasuk usus.

Dr Busmüller telah mengotopsi 11 mayat pasien virus corona Covid-19 yang berusia antara 18 dan 89 tahun ketika meninggal dunia.

Hasil autopsi, mengungkapkan adanya kerusakan paru-paru pada beberapa pasien, termasuk kerusakan pembuluh darah dan fibrosis paru-paru.

"Manusia tidak lagi bisa bernapas dengan baik akibat virus corona Covid-19," kata Dr Busmüller dikutip dari Mirror.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Shvet)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Shvet)

Namun, tindakan autopsi juga menemukan pembekuan darah di usus beberapa pasien. Kondisi itulah yang menyebabkan kelumpuhan usus dan syok sirkulasi yang fatal.

Lebih mengkhawatirkannya lagi, Dr Busmüller menambahkan jika gumpalan darah itu terbentuk di pembuluh darah tangan dan jari. Beberapa pasien virus corona mungkin memerlukan amputasi parsial.

"Kami tidak tahu penyebab terjadinya pembekuan darah pada beberapa pasien Covid-19 dan tidak pada beberapa orang," jelasnya.

Dr Busmüller menyoroti sebuah studi baru-baru ini yang menyatakan bahwa golongan darah berperan dalam tingkat keparahan infeksi virus corona Covid-19 seseorang.

Studi yang dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine, menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah A memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi virus corona dan mengembangkan gejala yang lebih buruk.

Pada puncak epidemi di Eropa, para peneliti menganalisis gen lebih dari 4.000 orang untuk mencari variasi yang umum di antara pasien virus corona Covid-19 dan mengembangkan gejala parah.

Peneliti menemukan sekelompok varian dalam gen yang terkait dengan respons imun lebih umum pada orang dengan gejala virus corona Covid-19 parah.

Gen-gen ini juga terkait dengan protein permukaan sel yang disebut ACE2, yakni protein yang digunakan virus corona Covid-19 untuk masuk dan menginfeksi sel-sel dalam tubuh.

Dr Busmüller sendiri juga terinfeksi virus corona Covid-19, tetapi ia hanya mengalami gejala ringan. Di sisi lain, ia memang bergolongan darah O. Sehingga ia percaya bahwa studi tentang golongan darah itu benar. Namun, hal ini mungkin juga dipengaruhi oleh kondisi lain yang membuat seseorang tidak mengalami apapun dan lainnya menderita parah.

Berita Terkait

Berita Terkini