Info

Covid-19 Lebih Berisiko 8 Kali Lipat Sebabkan Stroke daripada Influenza

Baik influenza maupun virus corona Covid-19 sama-sama berisiko memicu stroke, tapi para peneliti menyebut virus corona jauh lebih berisiko.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi virus corona Covid-19 (Suara.com/Shutterstock)
Ilustrasi virus corona Covid-19 (Suara.com/Shutterstock)

Himedik.com - Sebuah studi mengungkapkan, bahwa pasien Covid-19 lebih berisiko delapan kali terkena stroke daripada orang dengan influenza.

Dilansir dari Medical Xpress, sebuah studi yang dipublikasikan secara online di JAMA Neurology pada 2 Juli itu menyebutkan, bahwa lebih dari 1.900 pasien dengan Covid-19, 1,6 persen di antaranya menderita stroke. Berbanding dengan 0,2 persen dari hampir 1.500 pasien influenza parah.

"Dokter dan praktisi yang merawat pasien dengan infeksi Covid-19 harus tetap waspada terhadap tanda dan gejala stroke, sebab diagnosis yang cepat dapat memungkinkan pengobatan stroke yang efektif," kata peneliti Dr. Neal Parikh, asisten profesor neurologi dan ilmu saraf di Weill Cornell Kedokteran di Kota New York.

"Pada dasarnya, hasil kami mendukung gagasan bahwa infeksi Covid-19 lebih parah daripada infeksi influenza," tambah Parikh.

Untuk penelitian ini, Parikh dan rekan membandingkan kejadian stroke di antara pasien Covid-19 dan pasien influenza di dua rumah sakit Kota New York. 

Pasien dengan virus corona dinilai 4 Maret hingga 2 Mei, sementara para peneliti menganalisis data influenza mulai 1 Januari 2016 hingga 31 Mei 2018.

Ilustrasi Pasien Covid-19. (Pexels)
Ilustrasi Pasien Covid-19. (Pexels)

"Infeksi dan kondisi peradangan lainnya merupakan faktor risiko untuk stroke, sehingga tidak mengherankan bahwa pasien dengan penyakit Covid-19 mungkin mengalami stroke sebagai komplikasi infeksi," kata Dr. Larry Goldstein, profesor dan ketua neurologi di Universitas Kentucky.

"Penyakit Covid-19 juga dikaitkan dengan pembekuan darah yang dapat meningkatkan risiko stroke," imbuhnya. 

Salman Azhar, direktur stroke di Lenox Hill Hospital di New York City juga menyatakan, bahwa virus corona memiliki kecenderungan menyebabkan beberapa tingkat pembekuan. 

"Kami pikir mungkin itu karena peningkatan peradangan di dalam tubuh," kata Azhar.

Azhar menjelaskan bahwa Covid-19 menyerang sel-sel yang melapisi pembuluh darah. Kondisi ini yang menjadi alasan meningkatnya risiko pembekuan darah penyebab stroke. 

"Virus ini juga meningkatkan produksi faktor pembekuan," katanya.

Menurut Azhar, baik pasien Covid-19 muda dan tua dapat mengalami pembekuan dengan risiko paling parah.

Pada beberapa pasien, stroke bisa jadi tanda pertama Covid-19. Dalam studi ini, lebih dari seperempat pasien yang dirawat di ruang gawat darurat karena stroke dan kemudian didiagnosis dengan virus corona.

Berita Terkait

Berita Terkini