Info

Lebih Buruk Virus Corona Covid-19 atau Wabah Pes? Ini Perbandingannya!

Di tengah pandemi virus corona Covid-19 yang belum usai, publik kembali dikejutkan dengan penemuan wabah pes di Mongolia.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi bubonic plague, wabah pes. (Pixabay)
Ilustrasi bubonic plague, wabah pes. (Pixabay)

Himedik.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah virus corona Covid-19 sebagai pandemi pada awal tahun 2020 ini. Pandemi virus corona pun belum usai meski beberapa orang telah kembali beraktivitas normal.

Sebenarnya tidak ada definisi yang pasti mengenai pandemi. Tetapi, wabah virus bisa ditetapkan sebagai pandemi ketika sudah menyebar di seluruh dunia.

Awalnya, virus corona Covid-19 tidak ditetapkan sebagai pandemi karena sebagian besar kasus lebih banyak ditemukan di China.

Tapi dilansir dari Express, wabah virus corona Covid-19 ini mulai meningkat jumlahnya dan menyebar ke negara lain, seperti Iran, Korea Selatan, Italia dan seluruh dunia seiring berjalannya waktu.

Di tengah pandemi virus corona Covid-19 yang belum usai, China kembali menemukan wabah pes (bubonic plague) di Mongolia yang dikhawatirkan akan menyebabkan wabah.

Wabah pes ini pun dianggap sebagai "balck death" atau kematian hitam karena bisa menyebabkan kelenjar getah bening atau bubo yang membahayakan nyawa manusia.

Ilustrasi marmut. (Pixabay)
Ilustrasi marmut. (Pixabay)

Apa itu Black Death?

Black death adalah wabah yang melanda Eropa pada abad ke-14. Sejauh ini, black death masih diketahui berasal dari China, sebelum menyebar melalui Timur Tengah ke Eropa melalui rute perdagangan di Italia.

Secara dramatis, wabah ini mengurangi populasi orang di Eropa. Beberapa ahli pun memperkirakan hingga 60 persen populasi meninggal dunia.

Wabah pes sendiri menyebar ke manusia melalui kutu, seperti tikus atau marmut. Penyakit ini berasal dari bakteri yersina pestis yang menyebabkan tulah dan biasanya disebarkan oleh kutu pada hewan.

Lalu, apakah virus corona Covid-19 lebih buruk dari wabah pes?

Saat ini, wabah virus corona Covid-19 memiliki tingkat kematian yang lebih rendah daripada wabah yang dikategorikan sebagai "black death". Sebanyak lebih dari 500 ribu orang telah meninggal dunia akibat Covid-19.

Menurut WHO, "black death" pada abad ke-14 telah menewaskan lebih dari 50 juta orang. Wabah pes sendiri merupakan bentuk wabah yang paling umum dan ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening.

Orang yang terinfeksi wabah pes memiliki risiko kematian sekitar 50 persen di masa lalu. Sedangkan, wabah sindrom pernapasan akut parah (SARS) tahun 2003 diperkirakan memiliki tingkat kematian sekitar 11 persen.

Kemudian wabah sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) tahun 2012 diperkirakan memiliki tingkat kematian 34 persen.

Bila dibandingkan pada kasus "black death" pada abad ke-14, wabah virus corona Covid-19 terbaru telah menyebabkan lebih sedikit kematian. Artinya, lebih sedikit orang yang terinfeksi Covid-19 daripada wabah mematikan sebelumnya.

Meski begitu, pihak berwenang di wilayah China mengeluarkan peringatan siaga tiga untuk pengendalian epidemi, setelah menemukan kasus wabah pes di Mongolia.

Berita Terkait

Berita Terkini