Info

Studi Sebut Pekerja Kantoran Berisiko Lebih Kecil Kena Penurunan Kognitif

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pekerja kantoran berisiko lebih kecil mengalami masalah penurunan kognitif daripada mereka yang bekerja di lapangan atau kerja fisik.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi Pekerja kantor (officeartdesign)
Ilustrasi Pekerja kantor (officeartdesign)

Himedik.com - Meski bekerja fisik dikenal bermanfaat untuk menghindari penyakit kronis, pekerja kantoran juga punya keuntungan dengan risiko lebih kecil alami penurunan kognitif. Hal ini dilaporkan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Cambridge Inggris. 

Melansir dari Medical News Today, studi ini didasarkan pada sebuah proyek penelitian jangka panjang yang melibatkan 30.000 peserta berusia 40 hingga 79 tahun.

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara kegiatan sehari-hari, pola makan, serta kanker. Studi telah diterbitkan dalam International Journal of Epidemiology.

Pada proses penelitian, para peneliti menilai peserta selama rata-rata 12 tahun. Peserta dinilai kemampuan kognisinya, kemampuan memusatkan perhatian, memori, hingga tes IQ dasar. 

Hasilnya mereka yang memiliki pekerjaan kantoran dan tidak banyak aktivitas fisik memiliki risiko penurunan kognitif yang lebih rendah. Selain itu, orang-orang dengan karir kantoran seumur hidup kemungkinan besar berada di kelompok yang memiliki performa kognitif terbaik.  

Sebaliknya, orang yang pekerjaannya melibatkan pekerjaan manual memiliki risiko hampir tiga kali lipat untuk mengembangkan penurunan kognitif.

Ilustrasi bekerja di kantor (Pexels/Energepic)
Ilustrasi bekerja di kantor (Pexels/Energepic)

"Karena pekerjaan kantoran cenderung lebih menantang secara mental daripada pekerjaan manual, mereka mungkin menawarkan perlindungan terhadap penurunan kognitif," kata penulis utama Shabina Hayat.

"Analisis kami menunjukkan bahwa hubungan antara aktivitas fisik dan fungsi kognitif ini tidak terjadi secara langsung," tambah Hayat.

Sementara itu, aktivitas  atau pekerjaan fisik sebelumnya telah dikaitkan dengan perlindungan terhadap berbagai risiko penyakit kronis, termasuk masalah kardiovaskular. Pada akhir studi ini, para peneliti menekankan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan. 

"Studi lebih lanjut diperlukan, khususnya pada ketidaksetaraan lintas kelompok sosial-ekonomi, dampak pendidikan rendah, serta pekerjaan berkualitas rendah," catat para peneliti. 

Berita Terkait

Berita Terkini