Info

Pasien Covid-19 Bisa Alami Penyakit Hati Berlemak, Risiko Timbul Fibrosis

Dokter telah memperingatkan bahwa pasien Covid-19 bisa mengalami penyakit hati berlemak.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi pasien virus corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi pasien virus corona Covid-19. (Shutterstock)

Himedik.com - Ada banyak faktor yang bisa memicu pasien Covid-19 mengalami kondisi parah. Seorang dokter pun memperingatkan bahwa pasien virus corona Covid-19 bisa menderita penyakit hati.

Menurut Dr Juan Fria, seorang ahli endokrinologi dari National Research Institute di Los Angeles, penyakit hati berlemak non-alkohol adalah penyebab utama penyakit hati kronis. Kondisi ini memengaruhi hampir dari dari 2 orang dewasa di Amerika Serikat.

Penyakit hati berlemak terjadi ketika setidaknya 5 persen dari berat hati seseorang terdiri dari lemak. Ketika terlalu banyak lemak mulai menumpuk di hati, maka hati menciptakan respons kekebalan yang menyerang lemak dan berpotensi mengakibatkan fibrosis.

Tidak semua pasien dengan penyakit hati berlemak mengalami gejala. Tetapi, fibrosis atau jaringan parut yang parah bisa menyebabkan sirosis.

Sirosis itulah yang bisa memperburuk penyakit hati stadium akhir yang berpotensi memerlukan transplantasi hati.

Ilustrasi pasien covid-19 mengalami koma. (Shutterstock)
Ilustrasi pasien covid-19 mengalami koma. (Shutterstock)

Penyakit hati berlemak paling umum terjadi pada orang dengan obesitas dan diabetes tipe 2. Adapun kondisi yang meningkatakn risiko pasien virus corona menderita parah adalah kanker, obesitas, kondisi jantung serius dan diabetes tipe 2.

Tapi, Dr Juan Frias pun memeringatkan bahwa pasien dalam kategoris risiko tinggi mungkin juga bisa menderita penyakit hati berlemak.

Meskipun tidak jelas penyakit hati berlemak bisa meningkatkan risiko gejala virus corona Covid-19 yang lehih parah atau tidak.

Jika melihat kondisi dari pasien virus corona yang usianya lebih tua, Frias mengatakan pasien kelompok itu bisa berisiko mengalami penyakit hati berlemak.

"Diabetes dan perlemakan hati biasanya terjadi bersamaan dengan obesitas. Kondisi itu merupakan kombinasi yang sulit untuk memerangi virus corona Covid-19," kata Dr Douglas dari Divisi Hepatologi Mount Sinai dikutip dari Fox News.

Frias menyarankan mereka yang berada dalam kategori risiko tinggi, terutama diabetes tipe 2 dan obesitas, perlu diskusi dengan dokter mengenai penyakit hari berlemak.

"Saya pikir penting untuk seseorang mengetahui tingkat risikonya, sama seperti seseorang ingin mencari tahu dirinya menderita diabetes atau tidak," jelasnya.

Dr Frias juga menjelaskan bahwa ultrasound atau tes darah bisa memberikan indikasi penyakit hati berlemak, sekaligus fibrosis atau jaringan parut bila memungkinkan.

Beruntungnya, masalah hati bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup. Menurunkan lemak sekitar 7 hingga 10 persen dari total berat badan sudah bisa memulihkan hati yang berlemak ke keadaan normal yang lebih sehat.

Berita Terkait

Berita Terkini