Himedik.com - Pandemi virus corona membuat sistem kesehatan terganggu dan meningkatkan risiko kematian berbagai penyakit, seperti HIV, tuberkulosis (TB), dan malaria. Para ahli di seluruh dunia juga sudah memperkirakan gangguan Covid-19 dalam masyarakat, bukan hanya kematian akibat Covid-19.
Sebuah studi yang diterbitkan di Lancet Global Health menunjukkan dampak gangguan yang disebabkan oleh Covid-19 pada penyakit lain. Hal ini disebabkan karena peningkatan permintaan di sistem perawatan kesehatan dan pengurangan program pengendalian penyakit di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Baca Juga
Tak Mesti 8 Jam, Durasi Tidur Cukup Bagi Tiap Orang Itu Berbeda
Waspada, Hipertensi Juga Bisa Picu Disfungsi Ereksi!
Olahraga di Rumah Akibat Pandemi Picu Inkontinensia Urine, Apa Sebabnya?
Studi: Orang Banyak Tertawa Cenderung Bisa Menghindari Stres
Telah Dipakai Beberapa Negara, 4 Obat untuk Perawatan Pasien Covid-19
Ditemukan di China, Kenali Gejala Infeksi Virus Tick Borne!
Studi tersebut memperkirakan bahwa kematian akibat HIV, TB, dan malaria dapat meningkat selama 5 tahun ke depan sebagai akibat Covid-19.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terganggunya layanan kesehatan akibat Covid-19 dapat meningkatkan jumlah kematian akibat HIV sebesar 10 persen, kematian akibat tuberkulosis sebesar 20 persen, dan kematian akibat malaria sebesar 36 persen selama 5 tahun ke depan.
Penelitian tersebut memperkirakan bahwa dampak HIV yang paling signifikan adalah terhentinya pasokan pengobatan antiretroviral selama pandemi. Sementara meningkatnya kematian pada TB diakibatkan karena gangguan pada diagnosis dan pengobatan.
Selain itu pada malaria terganggu akibat gangguan pengiriman kelambu insektisida dan terhentinya kampanye untuk hidup bersih yang pada akhirnya meningkatkan kematian sebanyak 36 persen selama 5 tahun ke dapan.
"Banyak keuntungan yang diperoleh dalam pengendalian malaria selama dekade terakhir karena distribusi kelambu insektisida di sub-Sahara Afrika, tempat sebagian besar kematian akibat malaria terjadi," kata Dr. Alexandra Hogan dari Imperial College London di Inggris
"Namun, pandemi Covid-19 kemungkinan akan mengganggu distribusi kelambu ini pada tahun 2020 yang mengakibatkan lebih banyak kematian akibat malaria," tambahnya.