Info

Musim Dingin Makin Dekat, Dokter Takut Serangan Gelombang Kedua Covid-19

Sebagian besar dokter percaya gelombang kedua Covid-19 terjadi dalam enam bulan ke depan.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi dokter pakai APD (Pexels/Gustavo Fring)
Ilustrasi dokter pakai APD (Pexels/Gustavo Fring)

Himedik.com - Banyak dokter di Inggris sangat mengkhawatirkan gelombang kedua Covid-19 akan menyerang sebentar lagi, mengingat musim dingin semakin dekat.

Sebuah survei yang dilakukan di tengah masa-masa kritis di negara tersebut menunjukkan 86 persen dari 8.000 lebih dokter dan mahasiwa kedokteran percaya puncak gelombang kedua Covid-19 kemungkinan terjadi dalam enam bulan ke depan.

Data dari jejak pendapat British Medical Association (BMA) menunjukkan bahwa gelombang kedua adalah perhatian nomor satu di antara petugas medis yang ingin menghindari kembalinya 'masa horor dan tragedi' pada periode awal pandemi.

"Dengan kasus harian yang masih sangat tinggi, dan musim dingin sudah dekat, kita berada di persimpangam jalan yang kritis dalam perang melawan virus mematikan ini. Semua upaya harus dilakukan untuk menghindari terulangnya kengerian yang kita semua alami awal tahun ini," kata ketua dewan BMA Dr Chaand Nagpaul, Senin (14/9/2020).

Medical ventilator yang sangat dibutuhkan para pasien Covid-19. Pabrikan otomotif juga akan menggarap ketersediaannya. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].
Ilustrasi pasien Covid-19 [Shutterstock].

Inggris telah memberlakukan 'aturan enam', setelah mereka mencatat jumlah kasus Covid-19 menjadi 3.330 pada Minggu (13/4/2020).

Isi dari 'aturan enam', yang diberlakukan mulai hari ini, tidak boleh menggelar pertemuan sosial besar lebih dari enam orang.

Jika melanggar, masyarakat akan dikenai denda Rp61 juta lebih. Aturan ini berlaku untuk pertemuan di dalam maupun luar ruangan.

Aturan tersebut berlaku di seluruh Inggris, menggantikan larangan sebelumnya yaitu mengadakan pertemuan lebih dari 30 orang.

"Kami akan menjatuhkan denda jika orang menolak untuk mematuhi. Mencegah penyebaran virus corona adalah upaya bersama dan polisi memainkan peran bersama pemerintah, bisnis, pemilik perhotelan, otoritas lokal, dan lainnya," ujar Ketua Dewan Kepala Kepolisian Nasional, Martin Hewitt.

Berita Terkait

Berita Terkini