Info

Studi: PTSD Tingkatkan Risiko Demensia hingga 2 Kali Lipat

Sebuah studi menunjukkan bahwa orang dengan PTSD lebih berisiko terkena masalah.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi gadis depresi (Pixabay/Anemone123)
Ilustrasi gadis depresi (Pixabay/Anemone123)

Himedik.com - Studi menunjukkan bahwa orang yang mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD) kemungkinan lebih berisiko dua kali lipat terkana demensia di masa mendatang. Hal ini dinyatakan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Psychiatry. 

Melansir dari CNN, PTSD terjadi ketika gejala trauma psikologis mengganggu fungsi sehari-hari selama setidaknya satu bulan. "Studi kami memberikan bukti baru yang penting tentang bagaimana pengalaman traumatis dapat memengaruhi kesehatan otak," kata penulis senior Vasiliki Orgeta, kepala divisi psikiatri di University College London. 

"Efek jangka panjang dari trauma dapat memengaruhi otak dalam banyak hal serta meningkatkan kerentanan terhadap penurunan kognitif dan demensia," imbuh Orgeta.

Menurut ahli saraf Dr. Richard Isaacson, pendiri Klinik Pencegahan Alzheimer di NewYork-Presbyterian dan Weill Cornell Medical Center yang tidak terlibat dalam penelitian ini menyatakan bahwa pengaruh trauma pada otak sudah tidak mengherankan. 

"Saya sama sekali tidak terkejut bahwa tingkat stres yang paling parah atau gangguan stres pascatrauma (PTSD) memiliki keterkaitan dengan demensia," kata Dr. Richard Isaacson.

"Dalam dekade terakhir ini, banyak bukti menunjukkan bahwa stres sama pentingnya dengan faktor risiko lainnya dalam meningkatkan berbagai penyakit seperti Alzheimer, diabetes hingga penyakit jantung," imbuh Isaacson.

Melansir dari CNN, penelitian ini menunjukkan orang dengan PTSD menghadapi risiko demensia satu hingga dua kali lebih tinggi dalam kurun waktu 17 tahun kemudian.

Gejala PTSD sendiri biasanya muncul dengan bayangan kilas balik peristiwa traumatis yang bisa menimbulkan gejala fisik seperti jantung berdebar kencang atau berkeringat. Kenangan atau mimpi buruk yang berulang juga bisa jadi tanda PTSD. 

Berita Terkait

Berita Terkini