Himedik.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengizinkan pengobatan herbal untuk Covid-19, dengan syarat telah lulus pengujian melalui protokol yang telah disusun. Pengesahan protokol untuk perizinan obat herbal ini dinyatakan oleh pihak WHO pada Sabtu (19/9/2020).
Melansir dari Medical Xpress, sebelumnya Presiden Madagaskar mempromosikan minuman berbasis artemisia, tanaman dengan khasiat yang terbukti untuk mengobati malaria. Namun promosi tersebut malah mendapat respon negatif.
Baca Juga
Selain Dehidrasi, Kebiasaan Buruk Ini Picu Lingkaran Hitam di Bawah Mata
Amankah Azitromisin untuk Pasien Covid-19? Ini Temuan Ahli!
Bukan Disinfektan, Pembasmi Gulma Lebih Efektif Bunuh Virus Corona Covid-19
Harapan Baru, Dua Kombinasi Obat Ini Dapat Kurangi Masa Pemulihan Covid-19
Studi Milan: Hanya Kemungkinan Kecil Anak-Anak Menjadi OTG
Ahli Penyakit Menular AS Rekomendasikan Suplemen yang Ia Konsumsi
Sementara para ahli WHO serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika dan Komisi Urusan Sosial Uni Afrika akhirnya memberikan protokol dalam pengujian klinis pengobatan herbal fase III untuk Covid-19.
Mereka juga membuat kerangka acuan untuk pembentukan data dan pemantauan keamanan klinis terhadap pengobatan herbal. "Uji klinis Tahap III sangat penting dalam menilai sepenuhnya keamanan dan kemanjuran produk medis baru ini," kata pernyataan WHO.

Menurut WHO, apabila suatu produk obat tradisional ditemukan aman, berkhasiat, dan terjamin kualitasnya maka akan direkomendasikan.
"Serangan Covid-19, seperti wabah Ebola di Afrika Barat, telah menekan perlunya penguatan sistem kesehatan dan program penelitian dan pengembangan termasuk pada obat-obatan tradisional," kata Prosper Tumusiime, direktur regional WHO.
Pada bulan Mei, Direktur WHO Afrika Matshidiso Moeti mengatakan kepada media bahwa pemerintah Afrika telah berkomitmen sejak tahun 2000 untuk menggunakan terapi tradisional melalui uji klinis yang sama seperti pengobatan lainnya.
"Saya dapat memahami kebutuhan, dorongan untuk menemukan sesuatu yang dapat membantu," kata Moeti.
"Tapi kami sangat ingin mendorong proses ilmiah di mana pemerintah sendiri yang telah membuat komitmen soal ini (pengujian untuk pengobatan herbal)," tambahnya.