Info

Inggris Uji Efektivitas Vaksin, Relawan akan Sengaja Ditulari Virus Corona

Para relawan akan ditulari virus corona secara sengaja untuk menguji efektivitas vaksin di Inggris.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)

Himedik.com - Dalam rangka pengujian efektivitas vaksin, para peneliti Inggris dilaporkan berencana menginfeksi virus corona Covid-19 secara sengaja pada para relawan.

Melansir dari Independent, pengujian ini akan diberi nama Uji Coba Tantangan yang diharapkan bisa mulai dilakukan pada Januari di fasilitas karantina London. Setidaknya sekitar 2000 peserta telah telah mendaftarkan diri. Pendaftaran ini dilakukan melalui kelompok advokasi di Amerika Serikat, yakni 1Day Soone. 

Studi tersebut dilaporkan akan didanai pemerintah dan dipimpin oleh para peneliti Imperial College London. Pemerintah Inggris mengkonfirmasi bahwa pihaknya masih dalam proses pembicaraan mengenai uji coba tantangan manusia ini. 

"Kami bekerja dengan mitra untuk memahami bagaimana kami dapat berkolaborasi dalam pengembangan vaksin Covid-19 potensial melalui studi tantangan manusia," kata seorang juru bicara pemerintah Inggris seperti yang dikutip dari Independent.

"Diskusi ini adalah bagian dari pekerjaan kami untuk meneliti cara-cara mengobati, membatasi, dan semoga mencegah virus sehingga kami dapat mengakhiri pandemi lebih cepat," imbuhnya. 

Sementara itu, Imperial College London masih belum mengkonfirmasi keterlibatannya dalam uji coba ini.

Ilustrasi vaksin Covid-19. [Shutterstock]
Ilustrasi vaksin Covid-19. [Shutterstock]

Uji coba yang akan dilakukan di Inggris Raya ini harus disetujui oleh Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan (MHRA). Namun MHRA sendiri belum memberikan tanggapan. 

Dalam laporan Financial Times, sukarelawan dalam penelitian ini pertama-tama akan diinokulasi dengan vaksin dan kemudian menerima dosis infeksi virus corona. Meski begitu, belum disebutkan vaksin potensial mana yang akan dilibatkan dalam penelian ini. 

Pembuat vaksin potensia seperti AstraZeneca dan Sanofi mengatakan bahwa kandidat vaksin mereka tidak terlibat dalam program tersebut.

Berita Terkait

Berita Terkini