Info

Masker Kain Bisa Efektif Cegah Penularan Virus Corona, Asalkan Ini Bahannya

Masker kain bisa efektif mencegah penularan virus corona Covid-19 meski hanya satu lapis bila bahan yang dipilih sesuai dengan studi ini.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilusstrasi masker kain (Pixabay/maja7777)
Ilusstrasi masker kain (Pixabay/maja7777)

Himedik.com - Ahli telah menyarankan semua orang untuk selalu memakai masker ketika berpegian, salah satunya masker kain atau masker buatan sendiri.

Sebuah studi pun menunjukkan bahwa masker buatan sendiri bisa membantu memerangi penyebaran virus corona Covid-19 jika dikombinasikan dengan sering mencuci tangan dan menjaga jarak fisik.

Banyak dari studi ini berfokus pada transfer partikel aerosol kecil. Namun, para peneliti mengatakan bahwa berbicara, batuk, dan bersin bisa menghasilkan tetesan cairan pernapasan yang lebih besar dan membawa partikel virus corona Covid-19.

Oleh karena itu, Taher Saif sebagai insinyur mesin mengatakan pengetahuan yang sudah ada mungkin tidak cukup untuk menentukan keefektifan beberapa kain yang digunakan dalam pembuatan masker.

Saif, seorang profesor ilmu mesin dan teknik di University of Illinois, Urbana-Champaign adalah pemimpin penelitian mengenai keefektifan kain rumah tangga dalam menghalangi tetesan virus corona Covid-19, yang dipublikasikan di jurnal Extreme Mechanics Letters.

Ilustrasi virus covid 19.
Ilustrasi virus covid 19.

Saif mengatakan partikel aerosol virus corona biasanya berukuran kurang dari 5 mikrometer dan terletak di kisaran ratusan nanometer.

Namun, tetesan aerosol yang lebih besar dengan diameter sekitar 1 milimeter juga bisa keluar ketika orang bicara, batuk, dan bersin.

Tetesan aerosol yang lebih besar ini berisiko menimbulkan masalah jika membawa banyak partikel virus corona Covid-19. Oleh karena itu, tetesan aerosol itu bisa masuk melalui pori-pori beberapa kain masker atau pecah di udara menjadi partikel lebih kecil.

Namun, peneliti mengingatkan pemakaian masker masih tetap wajib, meskipun hanya masker kain. Meski begitu, seseorang perlu memastikan masker kain itu nyaman digunakan dan tidak mengganggu bernapas.

"Masker yang terbuat dari kain dengan daya tahan rendah tidak hanya tidak nyaman, tapi juga bisa menyebabkan kebocoran karena udara yang dihembuskan dipaksa keluar di sekitar kontur wajah. Sehingga penggunaan masker ini sama saja memberikan perlindungan palsu," kata Saif dikutip dari Medical Xpress.

Tujuan penelitian Saif menunjukkan bahwa banyak bahan kain memanfaatkan pertukaran antara kemampuan bernapasan serta efisiensi penyumbatan tetesan aerosol ukuran besar dan kecil.

Tim peneliti Saif telah menguji 11 bahan kain rumah tangga menganai kemampuannya untuk memblokir tetesan aerosol dan membuat seseorang tetap bernapas nyaman.

Bahkan yang dipilih berkisar dari kain quilt, kain baru dan bekas, kain sprei hingga bahan serbet. Kemudian, para peneliti mengarakterisasi kain dalam hal konstruksi, kandungan serat, berat, jumlah benang, porositas, dan tingkat penyerapan air.

"Menguji daya tahan kain ini adalah bagian yang mudah. Kami hanya mengukur laju aliran udara melalui kain dan kemampuannya menahan tetesan aerosol," jelasnya.

Hasil analisis mereka mengungkapkan bahwa semua kain yang diuji sangat efektif memblokir partikel 100 nanometer yang dibawa oleh tetesan aerosol berkecepatan tinggi, yakni serupa ketika seseorang bicara, batuk, dan bersin. Meskipun masker kain itu hanya satu lapisan.

"Bila masker terdiri dari dua atau tiga lapisan dan bahan kain lebih permeabel, seperti kain T-shirt. Maka efisiensi pemblokiran tetesan yang serupa bisa setara dengan masker medis," ujarnya.

Berita Terkait

Berita Terkini