Info

Mengenal Sindrom Stevens-Johnson, Kelainan Kulit Langka

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan sindrom Stevens-Johnson.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi ruam.
Ilustrasi ruam.

Himedik.com - Orang-orang mungkin sudah banyak mengenal penyakit kulit seperti eksim, di mana kondisi ini dapat memengaruhi kondisi kulit. Sama-sama memengaruhi kondisi kulit, tahukah Anda tentang sindrom Stevens-Johnson? Ini merupakan kelainan kulit langka yang serius dan menyerang selaput lendir.

Dilansir dari Mayo Clinic, biasanya sindrom ini merupakan reaksi terhadap pengobatan yang dimulai dengan gejala mirip flu, diikuti oleh ruam yang menyebar dan melepuh.

Kemudian lapisan atas kulit yang terkena akan mati, terlepas dan mulai sembuh setelah beberapa hari. Tanda-tanda lain termasuk demam, mata terbakar, kelelahan, dan ketika kondisinya memburuk, nyeri kulit hingga lecet.

Obat-obatan yang dapat menyebabkan sindrom Stevens-Johnson meliputi:

  • Obat anti asam urat, seperti allopurinol
  • Pengobatan untuk mengobati kejang dan penyakit mental (antikonvulsan dan antipsikotik)
  • Sulfonamida antibakteri (termasuk sulfasalazine)
  • Nevirapine (Viramune, Viramune XR)
  • Pereda nyeri, seperti acetaminophen (Tylenol, others), ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya) dan naproxen sodium (Aleve)

 

Tubuh gatal dan dipenuhi ruam merupakan gejala urtikaria idiopatik kronis. (Shutterstock)
Ilustrasi ruam. (Shutterstock)

Sedangkan faktor-faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengembangkan sindrom Stevens-Johnson meliputi:

1. Infeksi HIV. Di antara orang dengan HIV, kejadian sindrom Stevens-Johnson sekitar 100 kali lebih besar daripada di antara populasi umum.

2. Sistem kekebalan yang melemah. Sistem kekebalan dapat dipengaruhi oleh transplantasi organ, HIV / AIDS, dan penyakit autoimun.

3. Kanker. Orang dengan kanker, terutama kanker darah, berisiko lebih tinggi terkena sindrom Stevens-Johnson.

4. Sejarah sindrom Stevens-Johnson. Jika Anda pernah mengalami bentuk terkait pengobatan dari kondisi ini, Anda berisiko kambuh jika mengonsumsi obat itu lagi.

5. Memiliki riwayat keluarga sindrom Stevens-Johnson. Jika anggota keluarga dekat pernah mengalami sindrom Stevens-Johnson, Anda mungkin lebih rentan untuk mengembangkannya juga.

6. Faktor genetik. Memiliki variasi genetik tertentu menempatkan Anda pada peningkatan risiko sindrom Stevens-Johnson, terutama jika Anda juga mengonsumsi obat untuk kejang, asam urat, atau penyakit mental.

Sindrom Stevens-Johnson termasuk keadaan darurat medis yang biasanya membutuhkan rawat inap. Perawatan akan berfokus pada menghilangkan penyebabnya, merawat luka, mengendalikan rasa sakit, dan meminimalkan komplikasi saat kulit tumbuh kembali. Biasanya perlu waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk pulih.

Berita Terkait

Berita Terkini