Info

Ahli Miami Bantah Pakai Masker Tak akan Cegah Pasokan Oksigen

Sebuah studi berusaha mencari tahu efek pemakaian masker bedah dalam mencegah pasokan oksigen dan menyebabkan penumpukan karbondioksida.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)

Himedik.com - Penggunaan masker sangat penting di tengah pandemi virus corona Covid-19. Sayangnya, banyak orang tidak ingin memakainya karena kesulitan bernapas dan takut menghirup karbondioksida terlalu banyak.

Tapi, sebuah studi baru menunjukkan bahwa masker bedah tidak akan menyebabkan penumpukan karbon dioksida maupun membatasi oksigen.

Studi tentang pengaruh masker pada pertukaran gas pada orang sehat dan pasien dengan Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) yang diterbitkan dalam Annals of American Thoracic Society, berlangsung setelah sekelompok penduduk Florida menentang aturan pemakaian masker.

Salah satu alasan mereka menolak memakai masker di tengah pandemi virus corona Covid-19, karena itu bisa menyebabkan penumpukan karbondioksida terlalu banyak.

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Michael Campos, seorang ahli paru di Miami VA Medical Center dan University of Miami Hospital and Clinics, mengamati masalah perubahan kadar oksigen atau karbon dioksida pada individu sehat dan mereka yang menderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) sebelum maupun ketika memakai masker bedah.

Ilustrasi Masker. (Pixabay.com/Vesna_Pixi)
Ilustrasi Masker. (Pixabay.com/Vesna_Pixi)

Studi kecil tersebut melibatkan 15 veteran militer dengan PPOK parah, masing-masing dengan fungsi paru-paru di bawah 50 persen dan 15 peserta yang sehat.

Semua peserta memakai masker selama 30 menit dan diminta berjalan selama 6 menit sambil mengenakan masker bedah.

Kemudian, peneliti melakukan tes darah pada setiap peserta. Mereka pun menemukan tidak ada perbedaan dalam kadar oksigen atau karbon dioksida.

"Data ini menemukan bahwa pertukaran gas tidak dipengaruhi oleh penggunaan masker bedah secara signifikan. Bahkan pada subjek dengan gangguan paru-paru yang parah," kata Campos dalam penelitian tersebut dikutip dari Fox News.

Sejumlah penelitian lain tentang virus corona baru menunjukkan bahwa memakai masker bisa membantu mencegah individu yang terinfeksi menyebar Covid-19 pada orang lain, serta melindungi mereka yang memakainya.

Kini Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan semua orang untuk memakai masker di depan umum.

Selain itu, semua orang juga harus memakai masker ketika berada di sekitar orang yang tidak tinggal di rumah yang sama dan mencegah tetesan pernapasan tidak menyebar, terutama ketika batuk, bersin atau berbicara.

Cara ini juga bisa membantu mengurangi potensi penyebaran virus corona Covid-19 ketika berada di dalam rumah maupun di ruang publik.

"Masker dengan katup atau ventilasi pernapasan tidak boleh dipakai untuk membantu mencegah penyebaran virus corona Covid-19 pada orang lain," kata CDC.

Berita Terkait

Berita Terkini