Info

Banyak Hipertensi Tak Terkontrol, Ahli Tekankan Pentingnya Cek di Rumah

Setidaknya dua dari tiga kasus hipertensi tak terkontrol dengan baik.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Gula Darah Tinggi: Tanda Kadar Glukosa Tinggi. (unsplash)
Gula Darah Tinggi: Tanda Kadar Glukosa Tinggi. (unsplash)

Himedik.com - Ahli dari Asosiasi Hipertensi Indonesia (InaSH) menyebutkan bahwa kebanyakan orang dengan hipertensi tak terkontrol dengan baik. Padahal jika tak ditangani dengan baik, hipertensi bisa menjadi silent killer atau pembunuh diam-diam. 

"Angka pravelinsi darah tinggi yakni 1 dari 3 orang dewasa, tapi yang terdiagnosis hanya 10 persen," kata Herry Hendrayadi, Marketing Manager PT Omron Healthcare Indonesia dalam acara OMRON-InaSH Virtual Media Briefing pada Rabu (14/10/2020).

Acara OMRON-InaSH sendiri diinisiasi oleh pihak Omron dan InaSH (Perhimpunan Hipertensi Indonesia). Menurut dokter Tunggul D. Situmorang SpPD-KGH, Ketua InaSH menyatakan bahwa tekanan darah biasanya akan meningkat seiring dengan usia, terutama pada usia 60 tahun ke atas.

"Tekanan darah akan meningkat seiring dengan usia, penderita usia 60 ke atas jumlahnya 2 dibanding 3 orang," kata dokter Tunggul pada Rabu (14/10/2020).

Ia juga menegaskan bahwa penyakit hipertensi bukanlah penyakit perkotaan tapi juga terjadi di desa. Kondisi hipertensi umumnya berhubungan adengan asupan garam.

Sayangnya dokter Tunggal menyatakan bahwa kebanyakan pasien hipertensi di Indonesia tidak terkendali.

"Yang mengagetkan bahwa 1 di antara 3 melakukan pengukuran tekanan darah yang tidak benar dan hanya 1 dari 3 orang yang tekanan darahnya terkontrol," jelas dokter Tunggal.

Apabila darah tinggi tidak terkentrol, maka berbagai konsekuensi kesehatan bisa terjadi terutama masalah jantung dan stoke. Oleh karena itu, Dokter Yuda Taruna Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S yang meruoakan Spesialis Neurologi serta Anggota Dewan Pembina dan Badan Pengawas InaSH menyatakan bahwa pemeriksaan darah tinggi di rumah sangat diperlukan. 

"Perlunya pengukuran tekanan darah di rumah, penting karena serangan jantung dan stroke bisa saja terjadi di rumah," kata dokter Yuda pada Rabu (14/10/2020).

Berita Terkait

Berita Terkini