Himedik.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa terisolasi secara sosial dan rasa kesepian bisa memicu peningkatan peradangan dalam tubuh. Penelitian tersebut telah diterbitkan pada jurnal Neuroscience & Biobehavioural Reviews.
Melansir India Today, dalam studi ini para peneliti menganalisis 30 penelitian sebelumnya untuk menyelidiki hubungan antara isolasi sosial dan kesepian dengan peradangan di tubuh.
Baca Juga
Kenali Disforia Gender, Kondisi saat Merasa Lahir di Tubuh yang Salah
Ahli Epidemiologi: Hindari Wilayah Berisiko Tinggi Covid-19 Saat Liburan
Waspada, Sering Melewatkan Makan Justru Berisiko Buruk bagi Tubuh!
Jelang Libur Panjang, Epidemiologi UI: Perhatikan Status Zona Wilayah Dulu!
Tak Konsumsi Produk Hewani, Bisakah Vegetarian Tetap Jaga Kekebalan Tubuh?
Alat Kontrasepsi Perempuan Bisa Tak Cocok, Kenali 4 Tandanya
"Hasil kami menunjukkan kesepian dan isolasi sosial terkait dengan penanda peradangan yang berbeda," kata peneliti studi Christina Victor, Profesor di Brunel University di Inggris.
"Ini menunjukkan betapa pentingnya membedakan antara kesepian dan terisolasi, istilah-istilah ini tidak boleh digunakan secara bergantian atau dikelompokkan bersama," imbuhnya.
Menurut peneliti, peradangan muncul dengan kerusakan sistem tubuh yang seharusnya memberi sinyal pada sistem kekebalan. Dengan begitu, peradangan pada akhirnya dapat mulai merusak sel, jaringan, dan organ sehat.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular.
Sementara pada isolasi sosial, para peneliti menemukan bahwa keadaan tersebut dikaitkan dengan keberadaan protein C-reaktif, zat protein yang dilepaskan ke aliran darah dalam beberapa jam setelah cedera jaringan.
Menariknya, para peneliti juga mengidentifikasi bahwa hubungan antara isolasi sosial dan peradangan fisik lebih mungkin terjadi pada pria daripada wanita.
"Bukti yang kami teliti menunjukkan bahwa isolasi sosial mungkin terkait dengan peradangan, tetapi hasil untuk hubungan langsung antara kesepian dan peradangan kurang meyakinkan," kata peneliti studi Kimberley Smith, Profesor di Universitas Surrey di Inggris.
"Kami yakin hasil ini adalah langkah pertama yang penting dalam membantu kami lebih memahami bagaimana kesepian dan isolasi sosial dapat dikaitkan dengan kesehatan," tambah Smith.