Info

Waspada, Masalah Gigi Picu Risiko Peradangan Tubuh Termasuk Jantung!

Sebuah studi menunjukkan bahwa masalah pada gusi bisa berefek pada peradangan tubuh secara keseluruhan.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi wanita menutup mulut - (Pixabay/Deedee86)
Ilustrasi wanita menutup mulut - (Pixabay/Deedee86)

Himedik.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa masalah kesehatan gusi dan mulut bisa meningkatkan risiko peradangan di tubuh. Hal ini disebabkan karena penyakit gusi atau periodontitis menyebabkan bakteri dalam plak gigi memicu serangan sistem kekebalan.

Kondisi tersebut pada akhirnya akan memicu peradangan yang seiring waktu mengikis jaringan lunak dan tulang penyangga gigi.

Melansir dari Medical News Today, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan bahwa hampir setengah dari orang dewasa di atas 30 tahun di Amerika Serikat menderita penyakit periodontal.

Penelitian menunjukkan bahwa periodontal berkontribusi pada berbagai kondisi kesehatan lain yang dipicu oleh peradangan kronis. Beberapa penyakit yang bisa disebabkan oleh peradangan kronis adalah radang sendi, penyakit jantung, diabetes, kanker, penyakit pernapasan, dan demensia.

Studi dari para peneliti di Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Toronto, Kanada ini telah mengungkapkan bahwa penyakit gusi memicu sel darah yang disebut neutrofil. Hal ini yang kemudian bereaksi berlebihan terhadap infeksi pada tempat lain di tubuh.

Neutrofil yang merupakan bagian dari pertahanan kekebalan bawaan tubuh melepaskan molekul pemberi sinyal yang disebut sitokin, di mana bisa memperburuk peradangan.

Ilustrasi kesehatan mulut. (Shutterstock)
Ilustrasi kesehatan mulut. (Shutterstock)

"Kondisi ini membuat seolah-olah sel darah putih berada di gigi kedua padahal seharusnya berada di urutan pertama," kata penulis senior studi tersebut, Prof. Michael Glogauer.

"Neutrofil jauh lebih mungkin untuk melepaskan sitokin jauh lebih cepat, yang mengarah ke dampak yang negatif," imbuhnya. 

Sementara itu, hasil dari penelitian ini telah diterbitkan pada Journal of Dental Research.

Berita Terkait

Berita Terkini