Info

Studi Italia: Hampir 17 Persen Pasien Sembuh Covid-19 Masih Memiliki Virus

Sebuah studi dari Italia menunjukkan bahwa setidaknya hampir 17 persen pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh masih memiliki virus.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi pasien menggunakan alat bantu pernapasan. (Shutterstock)
Ilustrasi pasien menggunakan alat bantu pernapasan. (Shutterstock)

Himedik.com - Studi yang telah diterbitkan di American Journal of Preventive Medicine menunjukkan bahwa hampir 17 persen pasien Covid-19 masih memiliki virus corona.  Penelitian ini disusun oleh peneliti dari Fondazione Policlinico Universitario "Agostino Gemelli" IRCCS, Roma, Italia.

Melansir dari Medical Xpress, para peneliti melaporkan bahwa hampir 17 persen pasien yang dianggap pulih sepenuhnya dari Covid-19 masih dinyatakan positif virus dalam pemeriksaan lanjutan.

Pasien yang terus mengalami gejala pernapasan, terutama sakit tenggorokan dan rinitis masih memiliki virus meski telah dinyatakan sembuh. Hal ini menunjukkan bahwa kedua gejala ini tidak boleh diremehkan dan harus dinilai serius pada pasien yang telah dinyatakan sembuah sekalipun.

"Dokter dan peneliti berfokus pada fase akut Covid-19, tetapi pemantauan lanjutan setelah keluar dari rumah sakit untuk efek jangka panjang masih diperlukan," jelas ketua peneliti Francesco Landi, MD, Ph.D., Fondazione Policlinico Universitario "Agostino Gemelli" IRCCS, Roma, Italia.

Studi ini melibatkan 131 pasien yang telah dinyatakan sembuh sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun saat melakukan tes PCR kembali, 22 pasien atau 16,7 persen kembali dinyatakan positif. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pasien dengan hasil tes positif dan negatif dalam penelitian ini.

Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]
Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]

"Temuan kami menunjukkan bahwa pasien yang pulih dari Covid-19 masih bisa menjadi pembawa virus tanpa gejala," kata Dr. Landi.

"Pertanyaan utama untuk penanggulangan infeksi pandemi SARS-CoV-2 yang masih perlu dijawab adalah apakah keberadaan fragmen virus yang terus-menerus masih membuat pasien tetap menularkan virus," imbuhnya. 

Para peneliti merekomendasikan bahwa bagi pasien yang masih menunjukkan gejala jangka panjang harus berhati-hati dan menghindari kontak dekat dengan orang lain, memakai masker, dan lakukan pengujian. 

Berita Terkait

Berita Terkini