Info

Ahli: Meski Gejala Ringan, Pasien Covid-19 Berisiko Komplikasi Neurologis

Kompilasi neurologis mulai umum terjadi pada pasien Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi virus corona. (Pixabay)

Himedik.com - Kompilasi neurologis pada pasien Covid-19 bisa menimbulkan stroke, kejang, hingga perubahan status mental. Sayangnya komplikasi neurologis akibat Covid-19 bisa terjadi pada pasien dengan gejala sedang.

"Ada beragam mekanisme di mana Covid-19 dapat menyebabkan komplikasi neurologis. Komplikasi ini dapat terjadi akibat respons imunologis tubuh terhadap virus," ujar Dr. Pria Anand, Kepala Divisi Neurlogi di Boston University School of Medicine pada Medical News.

Studi ini dilakukan bekerja sama dengan rekan-rekan peneliti lain dari Departemen Neurologi dan Penyakit Menular di Boston Medical Center, termasuk Drs. Anna Cervantes-Arslanian, Nahid Bhadelia, Davidson Hamer, Lan Zhou, dan David Greer.

"Semua pasien yang dilibatkan dalam penelitian kami memiliki komplikasi neurologis dan mayoritas tidak sakit kritis," ujar dokter Anand.

"Ini menunjukkan bahwa komplikasi ini tidak terbatas hanya pada pasien yang membutuhkan perawatan ICU atau ventilator," imbuhnya.

Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)
Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)

Melansir dari Medical News, dokter Pria Anand juga menyatakan bahwa kondisi kesehatan yang mendasari dapat mempengaruhi orang untuk mengalami komplikasi neurologis, seperti pasien yang sudah memiliki penyakit ginjal kronis.

Komplikasi neurologis memang lebih umum pada pasien yang lebih tua, terutama mereka dengan kondisi penyakit yang mendasari. Namun beberapa penelitian menemukan bahwa orang dewasa yang lebih muda dengan Covid-19 berisiko mengalami komplikasi neurologis yang parah seperti stroke.

"Fakta bahwa kami melihat komplikasi neurologis bahkan pada pasien yang tidak sakit kritis menunjukkan bahwa bahkan pasien dengan Covid-19 asimptomatik atau ringan yang tidak datang ke perawatan medis mungkin berisiko mengalami komplikasi ini juga," ujar dokter Anand. 

Berita Terkait

Berita Terkini