Info

Marah-Marah Bisa Berdampak pada Kesehatan, Simak 5 Efeknya

Ada beberapa konsekuensi kesehatan saat Anda terlalu sering marah-marah, apa saja?

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi marah. (pixabay/RyanMcGuire)
Ilustrasi marah. (pixabay/RyanMcGuire)

Himedik.com - Jika sesekali, marah memang tidak ada salahnya apalagi jika dikelola dengan baik. Bagaimanapun marah merupakan bentuk luapan emosi alami seseorang.

Sayangnya amarah yang terjadi terus menerus dan tak rasional malah bisa berefek pada kesehatan fisik. Melansir dari Everyday Health, berikut adalah lima masalah kesehatan yang bisa disebabkan oleh rasa marah, antara lain:

1. Masalah Jantung

Marah bisa sangat berpengaruh pada kesehatan jantung.

"Dalam dua jam setelah ledakan amarah, kemungkinan terkena serangan jantung meningkat dua kali lipat," kata Chris Aiken, MD, instruktur psikiatri klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Wake Forest dan direktur Pusat Perawatan Mood di Winston-Salem, Karolina utara.

Faktanya, satu penelitian menemukan bahwa orang dengan kecenderungan marah sebagai ciri kepribadian memiliki risiko dua kali lipat terkena penyakit jantung koroner.

"Kemarahan yang membangun adalah jenis marah di mana Anda berbicara langsung kepada orang yang membuat Anda marah dan menangani frustrasi dengan cara memecahkan masalah, ini tidak akan terkait dengan penyakit jantung," imbuhnya.

2. Meningkatkan Risiko Stroke

Menurut sebuah studi, dua jam orang setelah marah bisa mengalami stroke akibat bekuan darah ke otak atau pendarahan di dalam otak.

Bagi orang dengan aneurisma di salah satu arteri otak, ada risiko enam kali lebih tinggi untuk pecahnya aneurisma setelah ledakan amarah.

3. Melemahkan Sistem Kekebalan

Dalam sebuah penelitian, ilmuwan Universitas Harvard menemukan bahwa hanya dengan mengingat pengalaman marah dari masa lalu dapat menyebabkan penurunan tingkat antibodi imunoglobulin A, garis pertahanan pertama sel melawan infeksi.

4. Memperburuk Kecemasan

Dalam sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam jurnal Cognitive Behavior Therapy, peneliti menemukan bahwa kemarahan dapat memperburuk gejala gangguan kecemasan umum (GAD). Kondisi ini ditandai dengan kekhawatiran berlebihan dan tidak terkendali yang mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang.

5. Marah dan Depresi

Sejumlah penelitian telah mengaitkan depresi dengan agresi dan ledakan kemarahan. "Dalam depresi, kemarahan pasif adalah hal biasa," kata Aiken.

“Setiap aktivitas  adalah obat yang baik untuk amarah, seperti golf, menyulam, hinga bersepeda,” imbuhnya.

Berita Terkait

Berita Terkini