Info

Mengetahui Kandungan Vaksin Sinovac, Selain Virus Corona yang Dimatikan

Sinovac sudah mulai disebarkan di beberapa wilayah di Indonesia, ketahui kandungannya dahulu!

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)

Himedik.com - Pekan lalu, beredar informasi salah mengenai vaksin Covid-19 buatan Sinovac dari China, CoronaVac. Klaim palsu tersebut mengatakan bahwa CoronaVac mengandung bahan yang berbahaya.

Bahan tersebut seperti vero sel atau jaringan kerja hijau Afrika, virus hidup yang dilemahkan, serta bahan pengawet. Beredarnya kabar ini membuat Ikatan Dokter Indonesia dan Bio Farma angkat bicara.

"Sebuah pesan yang beredar melalui WhatsApp ini meresahkan. Disebutkan bahwa vaksin Sinovac hanya untuk kelinci percobaan dan tidak halal karena berasal dari jaringan kera hijau Afrika. Pesan berantai ini jelas tidak benar alias hoaks," kata Ketua Satgas Covid-19 IDI Prof. dr. Zubairi Djoerban dikutip dari cuitannya, Minggu (3/12/2020).

Selain itu, juru bicara vaksin Covid-19 dari Bio Farma Bambang Herianto pun menegaskan bahwa vaksin dari Sinovac tidak mengandung pengawet, seperti boraks, formalin, maupun merkuri.

Vaksin Covid-19 asal China tahap 2 tiba di Jakarta, Kamis 31 Desember 2020 / [Foto Biro Pers Sekretariar Presiden]
Vaksin Covid-19 asal China tahap 2 tiba di Jakarta, Kamis 31 Desember 2020 / [Foto Biro Pers Sekretariar Presiden]

Bambang memaparkan kandungan vaksin berupa aluminium hidroksida, larutan fosfat, larutan garam natrium klorida berupa garam dapur NaCI.

"Tapi tentunya garam natrium klorida ini adalah yang memenuhi standar farmasetikal," tuturnya dalam konferensi pers virtual, Minggu (3/12/2020).

Cara kerja vaksin Sinovac

Bukan virus yang dilemahkan, CoronaVac justru menggunakan virus yang sudah dimatikan di laboratorium. Artinya, ini adalah vaksin yang tidak aktif.

Partikel virus yang sudah dimatikan ini, dilansir BBC, akan mengekspos sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa risiko penyakit serius.

"CoronaVac menggunakan metode yang lebih tradisional yang berhasil digunakan di banyak vaksin terkenal seperti rabies," kata Associate Prof Luo Dahai dari Nanyang Technological University.

Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]
Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]

Dalam membunuh virus corona, peneliti 'menyiram' virus dengan bahan kimia beta-propiolakton. Senyawa ini menonaktifkan virus agar tidak terikat dengan gennya.

Berdasarkan laporan New York Times, virus corona yang tidak aktif tidak akan bisa bereplikasi atau 'berkembang biak'. Namun, protein mereka, termasuk lonjakan, akan tetap utuh.

Setelah itu, peneliti menarik virus yang tidak aktif dan mencampurkannya dengan sejumlah kecil senyawa berbasis aluminium yang disebut adjuvan.

Adjuvan akan merangsang sistem kekebalan untuk meningkatkan responsnya terhadap vaksin.

Berita Terkait

Berita Terkini