Himedik.com - Studi baru menunjukkan bahwa pria yang lahir dari ibu kelebihan berat badan lebih mungkin mengalami infertilitas atau ketidaksuburan daripada pria yang lahir dari ibu dengan berat badan normal.
Melansir dari Medical Xpress, studi tersebut telah diterbitkan pada jurnal Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica. Meski begitu, penelitian menegaskan bahwa hubungan antara berat badan ibu dan infertilitas pada perempuan.
Baca Juga
Vaksin Sinovac Sudah Disebar ke Berbagai Daerah, Kapan Siap Digunakan?
Rekomendasi WHO, Dua Dosis Vaksin Pfizer Diberi Jeda 21-28 Hari
Studi: Mungkin Kemoterapi Tidak Dibutuhkan Pasien Kanker Payudara Tertentu
India Siap Gunakan Vaksin Oxford Covishield, Ini 6 Keunggulannya!
Cek Sekarang! Perubahan Detak Jantung Bisa Jadi Tanda Virus Corona
Varian Baru Virus Corona Covid-19, WHO Temukan Ada 23 Mutasi!
Studi Denmark tersebut menganalisis 9.232 putra dan putri dewasa di mana 9,4 persen partisipan tidak subur. Penulis menyesuaikan beberapa faktor pembaur potensial dan menemukan bahwa anak laki-laki yang ibunya kelebihan berat badan sebelum hamil memiliki kemungkinan infertilitas 1,4 kali lebih tinggi daripada anak laki-laki yang ibunya memiliki berat badan normal.
Sekitar 12,5 persen pasangan dipengaruhi oleh ketidaksuburan sering didefinisikan sebagai usaha hamil yang gagal selama satu tahun atau lebih.
Secara keseluruhan, sepertiga dari kasus infertilitas pasangan disebabkan oleh masalah reproduksi pria, sepertiga oleh masalah reproduksi wanita, dan sepertiga merupakan kombinasi atau karena faktor yang tidak diketahui.
"Infertilitas adalah masalah kesehatan masyarakat global dan penelitian yang fokus dalam mengatasi faktor risiko ini cukup penting," kata penulis utama Linn Arendt, MD, Ph.D., postdoc di Aarhus University dan Aarhus University Hospital.
"Kami tahu bahwa anak-anak yang lahir dari ibu dengan kisaran berat badan berlebih atau obesitas menghadapi risiko lebih tinggi dari beberapa hasil yang merugikan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang," imbuhnya.
Menurut Arendt, temuan ini menambah bukti bahwa berat badan selama kehamilan juga dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi pria di masa depan. Meskipun begitu, ia menekankan bahwa temuan ini perlu dikuatkan dengan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.