Himedik.com - Polusi cahaya bisa berpengaruh pada penurunan berat badan lahir, panjang kehamilan yang lebih pendek, dan kelahiran prematur.Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Lehigh University, Lafayette College dan University of Colorado Denver di Amerika Serikat.
Melansir dari Medical Xpress, penelitian didasarkan pada pengukuran langsung dari skyglow, aspek penting dari polusi cahaya.
Baca Juga
Cegah Penyebaran Virus Corona, Ahli Sarankan Rutin Disinfeksi Sikat Gigi
Ahli Sarankan Anjing dan Kucing Harus Suntik Vaksin Covid-19
Varian Baru Virus Corona Afrika Selatan Picu Infeksi Ulang, Ini Kata Ahli!
Donor Darah Usai Suntik Vaksin Covid-19, Amankah?
Studi: Perempuan dengan Menopause Dini Bisa Alami Gejala Lebih Parah
Studi: Anak-Anak 60 Persen Lebih Mungkin Tularkan Corona Ketimbang Lansia
Secara khusus, kemungkinan kelahiran prematur dapat meningkat sekitar 12,9 persen akibat dari peningkatan kecerahan atau polusi cahaya di malam hari. Kecerahan malam hari dicirikan dengan hanya mampu melihat seperempat hingga sepertiga dari bintang yang terlihat di langit malam. Penemuan ini telah dipublikasikan dalam sebuah artikel di Southern Economic Journal.
"Salah satu kemungkinan mekanisme biologis yang mendasari temuan tersebut adalah gangguan ritme sirkadian akibat polusi cahaya," kata Muzhe Yang, rekan penulis studi dan profesor ekonomi di Lehigh's College of Business. Yang mengatakan gangguan ritme sirkadian dapat menyebabkan gangguan tidur yang kemudian menyebabkan kesehatan janin.
"Kita harus menyadari bahwa jam biologis (ritme sirkadian) tubuh manusia, seperti semua kehidupan di bumi, membutuhkan kegelapan sebagai bagian dari siklus terang-gelap untuk secara efektif mengatur fungsi fisiologis, seperti sebagai waktu tidur, " catat para peneliti.
Meskipun penting bagi masyarakat modern, cahaya di malam hari dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh manusia dan menjadi polutan yang berefek pada kesehatan janin.