Info

Tes Swab Anal Lebih Efektif Deteksi Virus Corona, Ini Klaim Ilmuwan China

Ilmuwan China menemukan tes swab anal atau dubur justru lebih efektif deteksi virus corona Covid-19 dibandingkan swab tenggorokan dan hidung.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)

Himedik.com - Virus corona Covid-19 pertama kali ditemukan di China, yang mengalami lonjakan kasus terburuk sejak Maret 2020. Beberapa wilayah di bagian utara China pun harus ditutup setelah dua kasus varian baru virus corona Covid-19 dari Inggris ditemukan.

Temuan varian baru virus corona yang berisiko menyebabkan lonjakan itu pun mendorong para pejabat di Beijing untuk melakukan uji massal terhadap lebih dari 2 juta orang dalam 48 jam.

Sejauh ini, jutaan orang di China telah menjalani tes virus corona Covid-19 denga metode usap atau swab tenggorokan dan hidung serta tes antibodi.

Tapi, seorang pakar kesehatan mengatakan bahwa swaban anal lebih akurat mendeteksi virus corona Covid-19 daripada swab tenggorokan dan hidung.

Mereka mengklaim jejak virus corona bisa bertahan lebih lama di anus daripada di saluran pernapasan. Tes swab ini nampaknya juga berhasil dengan memasukkan alat swab sekitar 3 hingga 5 cm ke dalam rektum dan diputar beberapa kali.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)

Sama halnya dengan metode swab hidung dan tenggorkan, alat swab untuk anus juga akan dilepas dan ditempatkan di wadah sampel yang aman.

Menurut Komisi Kesehatan Nasional China, seluruh prosedur tes swab dubur untuk deteksi virus corona Covid-19 ini memakan waktu sekitar 10 detik.

"Sejak awal pandemi virus corona, kami telah menguji jutaan orang menggunakan tes swab tenggorokan dan hidung," ujar Li Tongzeng, wakil direktur di Rumah Sakit You'an Beijing dikutip dari The Sun.

Menurut Li Tongzeng, seseorang cenderung sembuh dari virus corona Covid-19 lebih cepat ketika mengalami gejala ringan atau tanpa gejala.

Tapi, Li Tongzeng beranggapan bahwa jejak virus corona Covid-19 masih bisa bertahan di tenggorokan pasien setelah 3 hingga 5 hari dinyatakan sembuh.

Pihaknya juga menemukan bahwa beberapa pasien juga masih memiliki virus corona di saluran pencernaan atau feses mereka daripada saluran pernapasannya.

Karena itu, tes swab dubur mungkin bisa menjadi metode lain untuk mendeteksi virus corona Covid-19, selain tes swab tenggorokan dan hidung.

Berdasarkan laporan, China sudah menggunakan metode swab dubur ini lebih sering pada bocah laki-laki usia 9 tahun yang positif virus corona Covid-19 tanpa gejala.

Kemudian, lebih dari 1.200 siswa di sekolahnya dan orang yang kontak dekat dengannya menjalani tes virus corona dengan metode swab dubur.

Beberapa orang yang telah melakukan metode baru tes swab ini juga membagikan pengalamannya di media sosial Weibo. Seseorang merasa perlu mengulangi tes virus coronanya menggunakan metode lama karena masih ragu.

"Saya telah melakukan dua kali tes swab anal untuk deteksi virus corona. Setiap kali saya melakukannya, saya harus melakukan swab tenggorokan setelahnya. Karena, saya takut perawat masih belum handal melakukan metode tes yg baru ini," ujar seorang pengguna Weibo.

Berita Terkait

Berita Terkini