Info

Ratusan Spesies Mamalia Bisa Jadi Ancaman Pandemi di Masa Depan, Mengapa?

Peneliti menyoroti potensi virus corona dalam menginfeksi berbagai inang.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)

Himedik.com - Ratusan spesies mamalia bisa menjadi inkubator bagi banyak varian virus corona dan berpotensi membentuk virus baru pemicu pandemi di masa depan, kata peneliti dalam studi baru.

Spesiesnya termasuk hewan liar, seperti kelelawar dan monyet, atau hewan piaraan, misalnya babi dan kucing.

Dalam studi mereka, yang terbit di jurnal Nature Communications Selasa (16/2/2021), peneliti menyoroti potensi virus corona dalam menginfeksi berbagai inang.

Faktanya, dilansir Live Science, penelitian ini mengidentifikasi ratusan spesies hewan yang mungkin terinfeksi virus corona, meski banyak dari infeksi ini belum diamati di alam liar.

Virus corona merupakan keluarga besar virus yang dapat menginfeksi burung dan mamalia. SARS-CoV-2 hanyalah salah satu anggota keluarga virus corona saja.

Penampakan virus corona baru (COVID-19), credit: NIAID-RML
Penampakan virus corona baru (COVID-19), credit: NIAID-RML

Untuk studi ini, peneliti menggambar urutan genetik 411 virus corona dari GenBank, database National Institutes of Health, dan menyaringnya menggunakan algoritme komputer.

Urutan tersebut mewakili 92 spesies berbeda dari virus corona, dengan beberapa di antaranya diwakili oleh lebih dari satu strain virus.

Algoritme tersebut memperkirakan bahwa rata-rata setiap virus memiliki lebih dari 12 inang mamalia. Setiap spesies hewan yang disaring diperkirakan berpotensi menjadi inang untuk rerata lebih dari lima virus corona.

Menurut peneliti, hewan yang dapat menjadi inang bagi banyak virus corona merupakan ancaman terbesar. Sebab, ketika beberapa jenis virus menyerang sel yang sama, gen mereka dapat bercampur dan mencocokkan diri saat bereplikasi, sehingga menghasilkan virus baru.

Apabila virus baru ini menular ke manusia seperti SARS-CoV-2, kemungkinan dapat menyerang jaringan tambahan atau menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Namun, ahli virus di McMaster Universitas di Ontario Arinjay Banerjee, yang tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan tidak berarti rekombinasi mudah terjadi.

"Hanya karena dua virus corona dapat menyerang hewan yang sama, bukan berarti mereka dapat dan akan bergabung. Rekombinasi membutuhkan virus untuk memasuki jenis sel yang sama dan infeksi mencapai puncaknya pada saat yang sama," tutur Banerjee.

Tapi, studi baru ini memberikan daftar spesies mamalia yang harus dipantau, seperti musang kelapa Asia (Paradoxurus hermaphroditus), kelelawar tapal kuda (Rhinolophus ferrumequinum dan Rhinolophus affinis), dan trenggiling (Manis javanica).

Studi juga menyoroti hewan liar yang belum pernah dikaitkan dengan rekombinasi SARS-CoV-2, yakni kelelawar kuning Asia (Scotophilus kuhlii), simpanse (Pan troglodytes) dan monyet hijau Afrika (Chlorocebus aethiops).

Berita Terkait

Berita Terkini