Info

Melalui Autopsi, Studi Ungkap Penyebab Kabut Otak pada Pasien Covid-19

Studi baru menemukan kemungkinan petunjuk neurologis dalam bentuk kelompok sel yang sangat tidak biasa di otak penderita Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi pasien Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi pasien Covid-19. (Shutterstock)

Himedik.com - Kabut otak atau brain fog menunjukkan gejala sejenis kebingungan mental yang dapat terjadi di antara pasien yang sakit parah, kadang-kadang bertahan lama setelah pemulihan. Kondisi ini merupakan salah satu efek yang paling tidak dipahami dari infeksi Covid-19.

Melansir dari Medicinenet, sebuah studi baru menemukan kemungkinan petunjuk neurologis dalam bentuk kelompok sel yang sangat tidak biasa di otak orang yang menderita Covid-19.

"Yang kami bicarakan adalah situasi di mana pasien merasa tidak jelas dan berkabut dalam pikiran mereka," kata pemimpin penulis studi Dr. David Nauen.

"Itu adalah saat Anda sangat lelah dan lesu membuat aktivitas mental Anda sepertinya tidak bekerja sekeras dan setajam biasanya," jelasnya. 

Peneliti awalnya mengira kondisi ini terjadi karena virus memengaruhi otak yang terkadang menyebabkan konsekuensi neurologis parah. Dalam hal ini, Nauen dan rekan-rekannya mulai menganalisis otak pasien Covid-19 yang meninggal.

Ilustrasi virus corona Covid-19, masker bedah (Pixabay/Coyot)
Ilustrasi virus corona Covid-19, masker bedah (Pixabay/Coyot)

Antara April hingga Mei 2020, autopsi dilakukan pada otak 15 pasien Covid-19 yang dipilih secara acak, serta pada dua pasien yang belum terinfeksi. Hasilnya cukup mengejutkan, sebab tidak ditemukan tanda penyakit virus dalam otak seperti peradangan dan limfosit (sel darah putih).

"Sebaliknya, kami melihat sel-sel yang tidak biasa di kapiler yang disebut megakariosit di mana belum pernah saya lihat di otak," kata Nauen.

Megakariosit adalah sel yang biasanya hidup di sumsum tulang, tempat  membuat sel darah merah dan sel darah lainnya.  "Tapi sangat, sangat tidak biasa melihatnya di kapiler otak, karena kapiler seperti tabung kecil yang membawa oksigen ke seluruh otak. Jadi menemukan megakariosit di tabung ini seperti menemukan bola sepak yang dimasukkan ke dalam pipa yang sangat kecil di rumah Anda," imbuhnya.

Penemuan ini dipublikasikan secara online 12 Februari di JAMA Neurology.

Nauen menekankan bahwa terlalu dini untuk mengkarakterisasi temuan ini sebagai bukti sebab dan akibat. Namun, peneliti mengakui bahwa penjelasan studi ini cukup masuk akal.

Berita Terkait

Berita Terkini