Info

Demi Antibodi Kuat, Penyintas Covid-19 Perlu Mendapat Vaksin Satu Dosis

Satu dosis vaksin sudah cukup meningkatkan antibodi penyintas Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Vaksin Covid-19 (Pixabay)
Vaksin Covid-19 (Pixabay)

Himedik.com - Masih ada beberapa pertanyaan terkait vaksin Covid-19 dan penyintas infeksi virus corona. Perlukah mereka mendapatkannya? Dua studi baru menjawab penyintas Covid-19 harus divaksin, tetapi hanya mendapat satu dosis saja.

Menurut penelitian, satu dosis vaksin sudah cukup meningkatkan antibodi penyintas dan dapat menghancurkan virus corona, serta beberapa varian baru yang lebih menular.

Studi ini mendukung dua temuan lainnya yang terbit beberapa minggu terakhir, yang menunjukkan hasil temuan serupa.

"Saya pikir itu alasan kuat mengapa orang yang sebelumnya terinfeksi Covid harus mendapatkan vaksin," kata Jennifer Gommerman, ahli imunologi di Universitas Toronto, yang tidak terlibat dalam penelitian.

Respon kekebalan seseorang terhadap infeksi sangat bervariasi. Kebanyakan orang membuat antibodi dalam jumlah banyak yang bertahan selama berbulan-bulan, lapor New York Times.

COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML
COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML

Tetapi beberapa penyintas yang sebelumnya mengalami gejala ringan atau tanpa gejala hanya memiliki sedkit antibodi yang cepat menurun.

Penelitian baru ini, yang belum terbit dalam jurnal ilmiah, menganalisis sapel darah dari penyintas Covid-19.

Temuan menujukkan sistem kekebalan mereka akan mengalami masalah dalam melawan varian baru dari Afrika Selatan, B.1.351.

Tapi satu suntikan vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna secara signifikan mengubahnya. Vaksin justru memperkuat jumlah antibodi dalam darah hingga seribu kali kipat.

"Dorongan yang sangat besar," ujar pemimpin studi Andrew T. McGuire, ahli imunologi di Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle, AS.

Antibodi dari vaksin juga ternyata dapat menetralkan strain virus corona penyebab epidemi SARS pada 2003 silam.

Faktanya, antibodi terlihat bekerja lebih baik pada penyintas dibanding orang yang tidak menderita Covid-19 dan sudah mendapat dua dosis vaksin.

Namun, belum diketahui secara jelas apakah peningkatan antibodi ribuan kali lipat yang tercatat di laboratorium ini akan terjadi di kehidupan nyata.

Berita Terkait

Berita Terkini