Himedik.com - Sebuah studi baru yang diterbitkan oleh Institut Kanker Nasional (NCI) menjelaskan mengapa infeksi ulang tampaknya relatif jarang pada mantan pasien Covid-19. Penelitian ini telah ditebitkan pada JAMA Internal Medicine.
"Meskipun penelitian kanker dan perawatan kanker tetap menjadi fokus utama pekerjaan NCI, kami sangat ingin memberikan keahlian kami dalam ilmu serologi untuk membantu mengatasi pandemi Covid-19 global," kata Direktur NCI Norman E. Ned, MD yang merupakan salah satu rekan penulis studi seperti yang dikutip dari Mdlinx.
Baca Juga
Protein A2 dalam Susu Sapi Lebih Baik Ketimbang A1, Ahli Paparkan Alasannya
Ilmuwan Temukan Alasan Covid-19 Lebih Mudah Menular Dibanding SARS
Kinerja Seksual Menurun karena Banyak Pikiran? Ini 5 Cara Mengatasinya!
Lawan Varian Baru Virus Corona Afrika Selatan, Moderna Buat Vaksin Khusus!
Menggigil, Efek Samping Umum Vaksin Covid-19 Pada Penyintas Virus Corona!
Cegah Demensia, Coba Deh Makan Buah Jeruk Setiap Hari!
Data dari penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang memiliki hasil positif dari tes antibodi komersial tampaknya memiliki kekebalan substansial terhadap SARS-CoV-2 yang berarti mereka mungkin berisiko lebih rendah untuk infeksi di masa depan.
"Penelitian tambahan diperlukan untuk memahami berapa lama perlindungan ini bertahan," ujar kata Lynne Penberthy, MD, MPH, direktur asosiasi Program Penelitian Pengawasan NCI yang memimpin penelitian.
Melansir dari Mdlinx, para peneliti memperoleh hasil tes antibodi untuk lebih dari 3 juta orang yang melakukan tes antibodi SARS-CoV-2 antara 1 Januari hingga 23 Agustus 2020. Ini mewakili lebih dari 50 persen tes antibodi SARS-CoV-2 komersial uang dilakukan di Amerika Serikat selama waktu tersbeut. Hampir 12 persen dari tes ini adalah antibodi positif, sebagian besar tes yang tersisa negatif, dan kurang dari 1 persen tidak meyakinkan.

Sekitar 11 persen dari individu seropositif dan 9,5 persen dari individu seronegatif kemudian menerima tes amplifikasi asam nukleat (NAAT) yang kadang-kadang disebut sebagai tes PCR untuk SARS-CoV-2. Tim peneliti mengamati sebagian kecil individu dalam setiap kelompok yang kemudian memiliki hasil NAAT positif di mana mengindikasikan infeksi baru.
Tim menemukan bahwa, antara 3 persen hingga 4 persen individu yang seronegatif (belum pernah terinfeksi sebelumnya) memiliki tes NAAT positif. Tetapi di antara mereka yang semula seropositif (pernah terinfeksi sebelumnya) hanya sekitar 0,3 persen dari mereka yang terinfeksi ulang.