Info

Paparan Kimiawi Plastik Pengaruhi Homon, Picu Depresi Pascamelahirkan

Tak hanya buruk bagi lingkungan, plastik nyatanya juga bisa memengaruhi hormon seks perempuan selama kehamilan dan usai melahirkan.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi ibu hamil. (Smart Mom Picks)
Ilustrasi ibu hamil. (Smart Mom Picks)

Himedik.com - Studi baru menunjukkan bahwa paparan kimiawi dari plastik tingkatkan risiko depresi pascamelahirkan. Dalam hal ini, kandungan kimiawi plastik seperti bisphenol dan ftalat disebut dapat memengaruhi hormon seks dan meningkatkan risiko depresi pascamelahirkan atau pascapartum.

Melansir dari Healthshots, perempuan yang terpapar bahan kimia yang mengganggu endokrin yang biasa ditemukan dalam plastik selama kehamilan berisiko lebih tinggi mengalami depresi pascapersalinan. Temuan penelitian ini dipublikasikan di Endocrine Society’s Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism.

Studi tersebut juga menemukan bahwa bahan kimia berbahaya ini dapat mempengaruhi perubahan hormonal selama kehamilan.

Depresi pascapersalinan adalah gangguan kejiwaan serius dan umum yang menyerang 1 dari 5 perempuan usai melahirkan. Penyebab depresi pascapersalinan tidak dipahami dengan baik, tetapi perubahan hormonal selama kehamilan terbukti menjadi salah satu faktor penting.

Ilustrasi ibu hamil sedang bersedih. (Shutterstock)
Ilustrasi ibu hamil sedang bersedih. (Shutterstock)

Bahan kimia berbahaya seperti bisphenol dan ftalat yang ditemukan dalam plastik dan produk perawatan pribadi diketahui dapat memengaruhi hormon seks.

"Kami menemukan bahwa paparan ftalat dikaitkan dengan tingkat progesteron yang lebih rendah selama kehamilan dan kemungkinan yang lebih besar untuk mengembangkan depresi pascapersalinan," kata penulis studi Melanie Jacobson, Ph.D., M.P.H. dari NYU Langone Medical Center di New York.

"Penelitian ini penting karena ftalat begitu lazim di lingkungan sehingga dapat dideteksi pada hampir semua perempuan hamil di Amerika Serikat. Jika bahan kimia ini dapat memengaruhi kadar hormon prenatal dan kemudian depresi pascapersalinan, mengurangi paparan jenis bahan kimia ini bisa menjadi cara yang masuk akal untuk mencegah depresi pascapersalinan," imbuhnya.

Berita Terkait

Berita Terkini