Info

Waspada, Kurang Tidur di Usia Paruh Baya Terkait dengan Risiko Demensia

Kurang tidur di usia paruh baya perlu diwaspadai karena bisa terkait dengan risiko demensia.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi ngiler saat tidur. (Shutterstock)
Ilustrasi ngiler saat tidur. (Shutterstock)

Himedik.com - Kurang tidur pada usia paruh baya memiliki risiko demensia lebih tinggi di masa tua. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang diterbitkan pada jurnal Nature Communications.

Melansir dari Medicinenet, para peneliti melacak hampir 8.000 orang di Inggris selama sekitar 25 tahun. Penelitian dimulai ketika para peserta berusia 50 tahun.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang secara konsisten tidur rata-rata enam jam atau kurang pada malam hari meningkatkan sekitar 30 persen demensia pada usia rata-rata 77 tahun.

"Sangat tidak mungkin bahwa hampir tiga dekade sebelumnya, tidur ini adalah gejala demensia jadi ini adalah studi yang bagus dalam memberikan bukti kuat bahwa tidur benar-benar merupakan faktor risiko," kata Dr. Kristine Yaffe, seorang profesor neurologi dan psikiatri di Universitas California, San Francisco.

"Selalu sulit untuk mengetahui kesimpulan dari studi semacam ini," Robert Howard, seorang profesor psikiatri usia lanjut di University College London. Ia adalah penulis komentar yang dikirimkan tentang studi tersebut ke jurnal.

"Penderita insomnia mungkin tidak membutuhkan hal lain untuk direnungkan kecuali tidur, tidak perlu khawatir bahwa mereka berisiko mengalami demensia kecuali mereka segera tidur," tambahnya.

Penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya tidur pada kesehatan otak dalam mecegah berbagai penyakit kognitif. 

Selain tidur cukup konsumsi makanan yang baik untuk otak juga bisa membantu kesehatan kognitif dan mencegah demensia. 

Berita Terkait

Berita Terkini